Berjemur dan jalan santai menjadi kegiatan rutin yang dilakukan La Iroji di kawasan rumahnya, Jalan Karya Baru, RT 09, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara. Kegiatan itu dilakukan setiap pagi setelah sebelum menderita sakit strok setahun terakhir.
SAMARINDA–Rabu (6/1) pukul 08.00 Wita, jadi kegiatan berjemur dan jalan santai terakhir pria 61 tahun tersebut. Dia meregang nyawa setelah tebasan benda tajam yang dilakukan Juliadi (39), pria yang bermukim hanya berseberangan dengan kediaman korban.
Setelah menyantap segelas kopi hitam di warung kelontong tak jauh dari rumahnya, Iroji kembali ke pelataran rumahnya untuk berjemur. Setelah 15 menit berjemur, pria yang tangan kanannya tidak berfungsi dengan baik karena strok itu hendak masuk ke rumah. Namun, Juliadi datang dari belakang. Kapak di tangan kanan pelaku langsung diayunkan. Dua tebasan mendarat tepat di kepala bagian belakang. Sabetan tersebut membuat bapak tiga anak itu tumbang bersimbah darah.
"Saya lagi di dapur mempersiapkan bumbu-bumbu untuk acara akad nikah keluarga. Dia (Juliadi) langsung datang pas bapak mau masuk rumah," kata Wasumi, kemenakan korban.
Suara gaduh akhirnya didengar Endang (36), anak korban yang sedang memandikan anaknya. Ketika tiba di bagian depan, mendapati ayahnya sudah tersungkur bersimbah darah.
Ayunan kapak kembali mengarah ke ayahnya, dengan sigap pelaku didorong. Tebasan ketiga menggores punggung. "Kapak itu sempat jatuh," tambah Wasumi. Meski kapak terjatuh, rupanya tak membuat Juliadi berhenti. Kapak pembelah kayu bergagang kayu ulin sepanjang 50 sentimeter kembali diambil. Tebasan kembali mendarat tepat di bagian kepala kanan korban.
Pekikan anak korban dan keluarga mencuri perhatian tetangga. Mendadak dari keadaan sepi menjadi ramai. Juliadi beserta kapak diamankan warga. Sedangkan nasib Iroji tewas di tempat lantaran tiga luka di kepala. Diduga pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Seperti yang disebutkan Ketua RT 9 Asnah. Juliadi sempat mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada. "Betul, sekitar sebulan. Saya lupa tahun berapa. Sempat ada pemantauan rutin juga. Tahun lalu tidak pernah putus pantauan itu sama obatnya. Ada dua orang dari RT 9 dan dua orang lagi dari RT 10. Dari pihak puskesmas juga ada. Perawatan rutin itu tiga tahun berjalan, setelah itu diserahkan ke keluarga untuk pemantauan," bebernya.
Selain Asnah, M Jumani (28) yang merupakan tetangga korban juga menuturkan hal serupa. Juliadi memang memiliki riwayat ODGJ, kurang lebih 15 tahun terakhir. Bahkan kerap melakukan tindakan kekerasan terhadap warga sekitar.
"Memang stres, sering pukul orang. Sering keluar-masuk ke RSJD. Stresnya sudah 15 tahun. Kalau kumat pasti masuk sana (RSJD)," singkatnya. Kanit Reskrim Iptu Ahmad Wira menuturkan, pelaku telah diamankan. Untuk korban dibawa ke RSUD AW Sjahranie (AWS) untuk dilakukan visum. "Korban memang sedang sakit. Pelaku itu masuk ke rumahnya dan menebaskan kampak ke kepala korban. Kemudian saksi anak korban melihat dan langsung mendorong pelaku berniat menyelamatkan korban. Sampai diamankan warga," kata Wira.
Disinggung soal dugaan pelaku yang mengalami gangguan kejiwaan, Wira tak serta percaya begitu saja. Pihaknya akan kembali melakukan pendalaman terkait kebenarannya. Dan, akan berkoordinasi dengan RSJD Atma Husada. "Memang ada ‘kartu kuning’ dimiliki pelaku. Kami akan pastikan apakah pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum. Pelaku sudah ada di polsek," kuncinya. (*/dad/dra/k8)