PROKAL.CO,
SAMARINDA- Kinerja ekspor Kaltim pada November 2020 mengalami kenaikan sebesar 31,83 persen dibanding Oktober 2020 yaitu dari USD 0,92 miliar menjadi USD 1,21 miliar. Kenaikan ekspor ini disebabkan perbaikan dari barang migas dan non-migas, khususnya komoditas gas, hasil tambang, dan hasil industri. Ditambah mulai dibukanya jalur ekspor di beberapa negara.
Ekspor barang migas November 2020 tercatat sebesar USD 85,09 juta, naik 47,99 persen dibanding Oktober 2020. Sementara ekspor barang non-migas November 2020 mencapai USD 1,13 miliar, naik 30,75 persen dibanding Oktober 2020. Nilai ekspor Kaltim November 2020 mencapai USD 1,21 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 31,83 persen dibanding dengan ekspor Oktober 2020.
Sementara bila dibanding November 2019 mengalami penurunan sebesar 4,62 persen. Nilai ekspor barang migas November 2020 mencapai USD 85,09 juta, naik 47,99 persen dibanding Oktober 2020. Sementara ekspor barang non migas November 2020 mencapai USD 1,13 miliar, naik 30,75 persen dibanding Oktober 2020.
Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Kaltim Muhammad Hamzah mengatakan, ekspor Kaltim sempat tertahan seiring pembatasan di beberapa negara akibat dari kasus Covid-19. Sehingga beberapa suplai komoditas ekspor terbatas. Namun seiring dibukanya jalur ekspor, kinerjanya kembali lebih baik.
Sayangnya, saat ini pertambangan masih mendominasi ekspor Kaltim. Satu sektor yang terlalu mendominasi jika menurun, akan menjatuhkan total nilai ekspor. “Apalagi sektor ini lima tahun ke depan akan terjadi penurunan drastis. Sehingga, Kaltim butuh terus menggenjot ekspor dengan komoditas lain,” katanya, Selasa (5/1).
Dia menjelaskan, potensi ekspor di Kaltim sangat banyak. Utamanya untuk sektor perikanan tangkap dan budi daya. Udang windu berpotensi besar untuk ditingkatkan nilai ekspornya. Potensi dari buah-buahan jug sangat luas, namun dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk mempertahankan kinerja ekspor di Kaltim.