MELONJAKNYA jumlah pasien Covid-19 membuat manajemen RSUD Taman Husada mencari solusi lain berupa penyiapan ruang pelayanan rawat inap untuk khusus pasien terkonfirmasi positif terpapar virus corona. Mengingat kondisi ruang isolasi poli covid telah terisi penuh pasien.
Plt Direktur RSUD Taman Husada dr Bahauddin mengatakan, telah menunjuk ruang cempaka. Ruangan yang berada di lantai empat rumah sakit pelat merah ini terdiri dari 13–16 tempat tidur. “Sudah saya perintahkan teman-teman di RSUD untuk berembuk sehubungan itu,” kata Bahauddin.
Satu ruangan diisi satu tempat tidur walau terjadi perbedaan ukuran ruangan. Pasalnya, sebelumnya, ruangan itu merupakan tempat pelayanan pasien rawat inap kategori anak. “Secara otomatis ketika menangani pasien Covid-19, satu ruangan hanya ada satu bed,” ucapnya.
Nantinya manajemen menyiapkan akses khusus menuju ruangan ini. Pasalnya, ruangan ini terpisah dengan ruang isolasi yang telah ada. Pemisahan ini bertujuan dari sisi kenyamanan dan kesehatan supaya tidak bercampur dengan akses pasien non-covid.
Pasien yang diduga terpapar virus corona bakal masuk melalui pintu belakang bangunan. Selanjutnya menuju lift di belakang bagian administrasi pendaftaran. Satu lift dikhususkan untuk pasien covid, sedangkan satunya diperuntukkan pasien umum. “Kalau itu sudah dibuka lumayan. Pasti sudah dirancang supaya tidak bersinggungan,” tutur dia.
Wacana ini sebenarnya telah mengemuka sejak Oktober lalu. Akan tetapi, ketika manajemen melakukan persiapan, terjadi penurunan kasus aktif kala itu. Sehubungan dengan perawatan bagi pasien suspect, manajemen telah menyiapkan ruangan tersendiri nantinya. Bisa di Ruang Cempaka yang tidak terpakai dan ruangan di lantai empat lainnya.
Sementara itu, Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Adi Permana akan mengevaluasi pemanfaatan ruang isolasi di RS Pupuk Kaltim. Idealnya yang dirawat di rumah sakit bukanlah berstatus OTG atau gejala ringan. Pasien gejala ringan lebih disarankan isolasi mandiri.
“Seharusnya yang dirawat ialah pasien dengan gejala sedang dan berat. Ini untuk memberi kesempatan pasien gejala demikian,” pungkas Adi. (*/ak/kri/k16)