Paling Lambat Dua Pekan Sampai Kesimpulan

- Selasa, 5 Januari 2021 | 16:55 WIB
Rekonstruksi temuan Komnas HAM.
Rekonstruksi temuan Komnas HAM.

JAKARTA– Untuk melengkapi penyelidikan peristiwa penembakan di Jalan Tol Jakarta – Cikampek, Senin (4/1) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memanggil Kembali personel Polri. Tidak hanya meminta keterangan, mereka turut melakukan uji rekonstruksi kejadian di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat. Lembaga independen itu menarget paling lambat dua pekan ke depan, penyelidikan atas peristiwa yang menyebabkan enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) meninggal dunia tuntas.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyampaikan bahwa pemanggilan personel Polri kemarin untuk melengkapi rangkaian peristiwa yang terjadi 7 Desember tahun lalu. Dia menyebut, ada beberapa bagian yang perlu disusun dan membutuhkan keterangan tambahan dari aparat kepolisian. ”Kami harap itu adalah permintaan keterangan terakhir dari kepolisian. Karena sesuai dengan yang sudah kami sampaikan, paling lambat dua minggu kami akan menyelesaikan laporan,” ungkap dia kepada awak media.

Beka mengungkapkan hal itu usai mengikuti uji rekonstruksi Senin sore. Dia mengakui, uji rekonstruksi tersebut merupakan bagian yang dibutuhkan oleh tim penyelidik Komnas HAM dalam peristiwa di Jalan Tol Jakarta – Cikampek. ”Rekonstruksi secara umum bagaimana kejadian di TKP (Tempat Kejadian Perkara) 1, TKP 2, TKP 3, dan TKP 4. Termasuk juga mendetailkan seperti apa yang terjadi di TKP,” bebernya. Rekonstruksi kemarin sempat berlangsung tertutup.

Namun, Komnas HAM memberi kesempatan kepada awak media mengambil gambar dan mereka video dari kejauhan. Meski tidak dijelaskan jumlah adegan serta apa saja yang diuji dari rekonstruksi tersebut, Jawa Pos sempat melihat beberapa adegan yang diulang kemarin. Di antaranya aksi saling pepet kendaraan hinggi todong-menodong senjata api. ”Tindakan apa yang diambil temen-temen kepolisian (saat itu) sampai kemudian ke Rumah Sakit Polri,” kata Beka.

Uji rekonstruksi itu, lanjut dia, juga penting untuk Menyusun konstruksi peristiwa yang sesuai dengan fakta dan kejadian sebenarnya. Walau tidak ada di lokasi kejadian saat peristiwa itu berlangsung, Komnas HAM optimistis data yang mereka kumpulkan dari banyak sumber bisa mengungkap peristiwa tersebut secara terang. Dari awal sampai selesai. ”Kami sekarang sedang melengkapi konstruksi peristiwanya. Supaya kesimpulan yang ada itu objektif,” imbuhnya.

Kesimpulan atas penyelidikan yang dilakukan Komnas HAM, masih kata Beka, dipastikan tidak memihak siapapun. Sejak awal Komnas HAM mendengar dan memintai keterangan dari berbagai sumber. Selain aparat kepolisian, keluarga korban, pengurus FPI, masyarakat sipil, operator tol, sampai ahli sudah dimintai keterangan. Dari sana, Komnas HAM mengurut dan Menyusun rangkaian peristiwa itu jam ke jam. ”Dari jam berapa ke jam berapa, apa saja yang terjadi sampai ke Rumah Sakit Polri menerima jenazah,” jelas dia.

Bagaimana Rumah Sakit Polri men¬-treatment jenazah itu juga didalami oleh Komnas HAM. Beka menyebut, semua itu disusun dengan dasar keterangan dari semua pihak. Kemudian mereka juga membandingkan antara keterangan Polri dengan FPI. Sebab, sejak awal kedua pihak menyampaikan kronologi peristiwa yang berbeda. ”Itu yang kemudian menjadi dasar kami (nanti) mengambil kesimpulan,” imbuhnya. Kesimpulan itu juga bakal dilengkapi rekomendasi.

Seperti komitmen Komnas HAM, rekomendasi itu bakal disampaikan kepada Presiden Joko Widodo, Polri, dan pihak-pihak terkait lainya. Tentu dengan harapan rekomendasi tersebut dilaksanakan. ”Bisa dipatuhi, dijalankan oleh para pihak terkait,” harapnya. Komnas HAM juga meyakinkan, apapun kesimpulan dan rekomendasi yang mereka sampaikan, semua berdasar bukti, fakta, dan temuan selama proses penyelidikan berlangsung. Sehingga masyarakat yang menantikan hasil kerja Komnas HAM diharapkan bisa menerima. (syn/)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X