Bansos Nontunai Dongkrak Elektronifikasi

- Senin, 4 Januari 2021 | 11:58 WIB
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono

SAMARINDA- Penyaluran program bantuan sosial (bansos) turut mempercepat program elektronifikasi transaksi keuangan di Kaltim. Sepanjang tahun lalu jumlah merchant QRIS di Kaltim tercatat mengalami peningkatan yang signifikan dan masih yang tertinggi se-Kalimantan, mencapai 81,76 ribu merchant.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, perkembangan QRIS tersebut sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia dalam rangka mendukung pencegahan penyebaran Covid-19 melalui transaksi nontunai, mempercepat digitalisasi pembayaran UMKM, serta mendorong upaya peningkatan inklusi keuangan.

“Selanjutnya, elektronifikasi transaksi keuangan untuk meningkatkan inklusi keuangan melalui program bantuan sosial (bansos) nontunai pada triwulan III 2020 tetap berjalan dengan lancar dan mengalami peningkatan nominal maupun tingkat penyerapannya. Namun, dengan jumlah penerima bantuan yang menurun,” jelasnya, Minggu (3/1).

Tutuk menjelaskan, secara nominal bantuan yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) program sembako di Kaltim pada triwulan III 2020 mengalami peningkatan. Penyaluran program sembako di Kaltim pada triwulan III 2020 tercatat sebanyak Rp 80,14 miliar meningkat dari Rp 75,92 miliar pada triwulan II 2020.

Sementara itu, tingkat penyerapan program sembako oleh KPM juga meningkat, yakni sebesar Rp 66,31 miliar atau sama dengan 83 persen dari total penyaluran di triwulan III 2020, lebih baik dari capaian triwulan sebelumnya, yakni sebesar Rp 60,64 miliar atau sama dengan 80 persen dari total penyaluran di triwulan II 2020.

“Di sisi lain, jumlah KPM penerima bantuan terpantau menurun menjadi 132,76 ribu KPM pada akhir bulan September 2020, lebih rendah dibandingkan jumlah KPM pada akhir bulan Juni 2020 sebanyak 135,28 ribu KPM,” katanya.

Sementara itu, nominal penyaluran program keluarga harapan (PKH) mengalami penurunan, dengan jumlah terbanyak penerima bantuan dari Kutai Kartanegara. Dari sisi nominal, penyaluran dana PKH Kaltim pada triwulan III 2020 terpantau Rp 50,79 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp 51,98 miliar.

Pada triwulan III 2020, jumlah KPM yang menerima PKH Kaltim adalah sebanyak 64,75 ribu KPM, juga lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebanyak 67,97 ribu KPM.

Sementara itu, di antara KPM yang mendapatkan alokasi bansos PKH, sebanyak 58,31 ribu KPM atau 90 persen menyerap dana tersebut pada triwulan III, lebih rendah dari penyerapan pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar 95 persen. “Secara menyeluruh program bansos nontunai juga turut mendongkrak transaksi elektronifikasi di Kaltim,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X