SAMARINDA–Petugas berwajib mendadak memadati pusat perbelanjaan BIGmall di Jalan Untung Suropati, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, Sabtu (2/1), sekitar pukul 23.40 Wita. Petugas datang lantaran ditemukan pria bernama Handi Guntur (27), tergeletak bersimbah darah di halaman parkir P2.
Pria yang berdomisili di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota, itu jatuh dari parkir mobil area P5 yang berada di lantai lima ketika jam operasional telah berakhir pukul 22.00 Wita. Mengikuti imbauan pembatasan jam operasional di tengah masa pandemi. Jatuhnya Guntur menjadi tanda tanya besar. Terlebih setelah ditutupnya jam operasional mal terbesar di Kota Tepian itu. Meski dilarikan ke RS Hermina, nyawanya tetap tak tertolong lantaran mengalami cedera berat di kepala. "Dari keterangan saksi pihak keamanan mal, pertama kali menemukan korban dalam keadaan tertelungkup, seperti orang terjatuh dari atas," ucap Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang Iptu Purwanto kemarin (3/1).
Penyelidikan langsung dilakukan korps berseragam cokelat selepas mendapati terjatuhnya Guntur. Hasilnya didapati Daihatsu Xenia Silver KT 1807 NK yang berada di lantai lima parkiran BIGmall dan diduga sebagai kendaraan yang sempat digunakan Gusti. Polisi juga menemukan kunci kontak kendaraan beserta dompet yang masih di mobil.
Pengamatan berdasarkan empat kamera closed circuit television (CCTV) di area parkir P5. Selain mengamati hasil rekaman kamera CCTV, (3/1) siang jajaran Polsek Sungai Kunjang di-backup Satreskrim Polresta Samarinda kembali menyambangi lokasi guna menggelar olah TKP.
Hasilnya, jarak antara mobil dengan titik Guntur diduga melompat sekira 35 meter. Kemudian ketinggian dari tempat Guntur diduga terjadi hingga ia ditemukan bersimbah darah sekitar 13 meter. Selain itu, Guntur memasuki area parkir pada pukul 22.38 Wita, kemudian diduga melompat pukul 23.40 Wita. Saat kejadian, tak seorang pun berada di area parkir tersebut.
"Hasil pengamatan, korban sempat mondar-mandir sekitar satu jam di area parkir P5 di dekat mobilnya," ungkap Kanit Jatanras Ipda Dovi Eudy. Sejumlah barang seperti satu ponsel, jam tangan, sandal, dan dompet korban diamankan sementara pihak kepolisian guna proses penyelidikan. Proses autopsi sengaja ditiadakan karena pihak keluarga korban menolak melakukannya.
"Kami belum tahu korban dari mana mau ke mana. Masih didalami. Kondisinya mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang di paha. Untuk autopsi, keluarga menolak," singkatnya. (*/dad/dra/k16)