BALIKPAPAN-- Persentase orangtua dan siswa yang setuju digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) pada 11 Januari terbilang tinggi. Hingga 80 persen menginginkan kegiatan belajar-mengajar bisa dilakukan kembali di sekolah. Tetapi, dengan situasi dan lonjakan kasus positif Covid-19 terjadi penurunan persentase.
"Penurunannya sekitar 30 persen. Sehingga kita masih tunggu hasil dari pusat selama seminggu ini. Apakah ada perubahan atau tidak. Jika 11 Januari tetap PTM, mungkin kita akan pilih mana zona atau sekolah yang memungkinkan bisa menggelar PTM lebih dulu," ungkap Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan telah menyiapkan sejumlah opsi. Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin menuturkan, ada tiga hal yang menjadi alasan orangtua khawatir mengikuti kegiatan PTM di tengah situasi belum normal seperti sekarang.
Alasan pertama kekhawatiran itu adalah kenaikan angka Covid-19 yang terjadi di Balikpapan, adanya guru yang terkonfirmasi positif Covid-19, lalu kemungkinan peserta didik yang tidak dijemput saat pulang sekolah sehingga berpotensi timbul kerumunan, serta penyebaran jadi lebih masif lagi.
Sehingga bila PTM tetap berlanjut, skenario yang disiapkan, yakni membuka sekolah secara bertahap berdasarkan penetapan zona per kelurahan. Hal itu tentu mengubah rencana awal untuk membuka sekolah secara keseluruhan di tiap kelurahan.
"Kemungkinan ditunda terlebih dahulu sambil menunggu perkembangan kasus Covid-19 di Balikpapan. Tapi intinya memang belum kita putuskan apa kita tunda seluruhnya atau kita tunda sebagian,” ujarnya.
Langkah tersebut dinilai cukup relevan untuk menyikapi kekhawatiran para orang tua terkait kenaikan angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Balikpapan dalam sebulan terakhir. "Kita tunggu saja perkembangannya," pungkasnya. (lil/ms/k15)
