Di Arab Saudi, Susi bekerja sebagai asisten atau pekerja rumah tangga di kawasan Al-Narjis. Susi cukup beruntung. Majikannya baik. Sampai saat ini pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga berjalan lancar.
Meski demikian, perempuan 36 tahun itu tidak puas hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Kreativitas dan jiwa wirausahanya muncul. Dia akhirnya memutuskan untuk mengisi waktu luang dengan berjualan online.
’’Saya mencoba menawarkan pakaian dan kerudung produk Indonesia untuk dijual ke sesama WNI atau PMI di Arab Saudi,’’ katanya. Dari hasil berjualan tersebut, penghasilannya sedikit bertambah. Aktivitas itulah yang kemudian menarik perhatian dewan juri PMI Awards di Riyadh.
Susi mulai berjualan online sekitar November 2012. Dia tidak bisa memperkirakan omzet yang diterima setiap bulan. Namun, pakaian dan kerudung yang dia pesan dari tanah air bisa mencapai 23 kilogram dalam sebulan. ’’Paling sedikit 8 kilogram,’’ jelasnya.
Karena berjualan di Arab Saudi, dia menggunakan harga riyal. Dia mencontohkan, satu set pakaian yang di Indonesia seharga Rp 300 ribu dia jual 200 riyal atau Rp 751 ribu. Kemudian, untuk kerudung yang di Indonesia dibanderol Rp 30 ribu, dia jual 40 riyal atau Rp 150 ribuan. Dia memasarkannya melalui aplikasi WhatsApp dan Facebook (FB).
Sebagaimana kondisi di Indonesia, pada awal 2020, Arab Saudi juga dihebohkan dengan pandemi Covid-19. Bahkan, Riyadh merupakan salah satu kota yang sempat di-lockdown.