Sebagai peraih penghargaan PMI Awards, Susi berhak mendapatkan uang tunai Rp 2 juta. Dia mengatakan, uang tersebut akan disumbangkan ke masjid, panti asuhan, atau orang-orang lain yang lebih layak dibantu. Dia mengaku sangat bersyukur dengan rezeki yang dia dapat selama ini.
PMI lainnya di Riyadh yang mendapatkan penghargaan adalah Kamaluddin. Pria asal Garut itu mulai bekerja di Saudi pada 1995. ’’Saat itu saya masih kelas 2 SMK,’’ terangnya.
Pria yang akrab disapa Kamal itu bekerja sebagai sopir di kawasan Malaz, Riyadh. Dia bekerja kepada majikan yang merupakan mantan menteri di Kerajaan Saudi. Menurut Kamal, majikannya sering tidak berada di rumahnya di Riyadh. Karena itu, Kamal punya banyak waktu luang. Nah, waktu luang tersebut dia manfaatkan untuk belajar bekam dari warga Indonesia yang juga tinggal di Riyadh. Ahli bekam guru Kamal itu dikenal dengan sebutan Master Arif.
Di antara kawan-kawannya, Kamal dikenal sebagai sosok yang tidak pelit berbagi ilmu. Dia suka menggelar pelatihan bekam secara gratis kepada rekan-rekannya sesama PMI. ’’Apalagi kepada teman-teman PMI yang mengalami kesulitan ekonomi. Supaya mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan,’’ jelasnya.
Selain aktif mengajarkan teknik bekam, Kamal juga memanfaatkan waktu luangnya di forum kegiatan Formatra atau Forum Majelis Ta’lim Riyadh. Di forum itu, dia menjadi ketua hariannya. Salah satu yang dia tekuni adalah menghafal Alquran. Dia bersyukur saat ini sudah hafal 15 juz.
Berkat kerja kerasnya, Kamal mampu membangun rumah yang sekarang dihuni istri dan anak-anaknya di kampung. Selain itu, istrinya bisa membuka toko sembako. Pada 2018, Kamal mencoba peruntungan dengan berbisnis umrah. Dia membuka kantor cabang biro travel.