Kendati berada di negeri orang, dua pekerja migran ini tetap aktif membantu sesama. Kiprah mereka selama masa pandemi membuahkan penghargaan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, Arab Saudi.
M. Hilmi Setiawan, Jakarta – Jawa Pos
EKSPRESI bahagia tampak jelas dari raut wajah Susilawati saat namanya diumumkan sebagai pemenang dalam ajang Pekerja Migran Indonesia (PMI) Awards di Riyadh, Arab Saudi, pada 11 Desember lalu. Susi, begitu dia akrab disapa, tidak menyangka bahwa kegiatannya selama di Riyadh mendapatkan apresiasi dari KBRI.
’’Saya berasal dari Sukabumi. Pergi ke Arab Saudi pada 2009,’’ tuturnya, Minggu (27/12). Seperti umumnya PMI, Susi meninggalkan tanah air demi memperbaiki ekonomi keluarga. Apalagi, dia harus membiayai anak tunggalnya setelah bercerai dengan sang suami.
Di Arab Saudi, Susi bekerja sebagai asisten atau pekerja rumah tangga di kawasan Al-Narjis. Susi cukup beruntung. Majikannya baik. Sampai saat ini pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga berjalan lancar.
Meski demikian, perempuan 36 tahun itu tidak puas hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Kreativitas dan jiwa wirausahanya muncul. Dia akhirnya memutuskan untuk mengisi waktu luang dengan berjualan online.
’’Saya mencoba menawarkan pakaian dan kerudung produk Indonesia untuk dijual ke sesama WNI atau PMI di Arab Saudi,’’ katanya. Dari hasil berjualan tersebut, penghasilannya sedikit bertambah. Aktivitas itulah yang kemudian menarik perhatian dewan juri PMI Awards di Riyadh.
Susi mulai berjualan online sekitar November 2012. Dia tidak bisa memperkirakan omzet yang diterima setiap bulan. Namun, pakaian dan kerudung yang dia pesan dari tanah air bisa mencapai 23 kilogram dalam sebulan. ’’Paling sedikit 8 kilogram,’’ jelasnya.
Karena berjualan di Arab Saudi, dia menggunakan harga riyal. Dia mencontohkan, satu set pakaian yang di Indonesia seharga Rp 300 ribu dia jual 200 riyal atau Rp 751 ribu. Kemudian, untuk kerudung yang di Indonesia dibanderol Rp 30 ribu, dia jual 40 riyal atau Rp 150 ribuan. Dia memasarkannya melalui aplikasi WhatsApp dan Facebook (FB).
Sebagaimana kondisi di Indonesia, pada awal 2020, Arab Saudi juga dihebohkan dengan pandemi Covid-19. Bahkan, Riyadh merupakan salah satu kota yang sempat di-lockdown.
Di tengah pandemi itu, Susi tergerak membantu teman-temannya sesama PMI. ’’Banyak teman PMI yang kesusahan akibat lockdown pada awal-awal Covid-19 di Riyadh,’’ jelasnya. Dia tergerak untuk menyumbangkan barang dagangannya seperti pakaian dan kerudung secara cuma-cuma.
Selain itu, melalui komunitas Viking KSA (Kingdom of Saudi Arabia), Susi menjadi inisiator penggalangan bantuan sembako. Paket sembako itu berisi telur, mi instan, minyak goreng, dan beras. Lebih dari 30 PMI di Riyadh mendapatkan bantuan sembako dari Susi.