Aset Keuangan Syariah Capai Rp 1.710 T

- Kamis, 31 Desember 2020 | 10:11 WIB

JAKARTA– Industri keuangan syariah di tanah air mencatat pertumbuhan kinerja yang menggembirakan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, hingga September 2020, total aset keuangan syariah mencapai Rp 1.710,16 triliun. Jumlah fantastis itu bahkan belum termasuk nilai saham syariah.

Ani menyebut, nominal itu setara dengan USD 114,64 miliar dengan market share mencapai 9,69 persen. Dia memerinci, total aset itu di antaranya yakni aset perbankan syariah sebesar Rp 575,85 triliun, industri keuangan bukan bank yang syariah sebesar Rp 111,44 triliun, dan pasar modal syariah sebesar Rp 1.022,87 triliun.

‘’Yang cukup menarik dalam kondisi yang sangat menekan akibat Covid-19, intermediasi perbankan nasional cenderung mengalami penurunan, namun kinerja perbankan syariah cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan bank konvensional,’’ ujarnya melalui virtual conference (29/12).

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, jumlah aset perbankan syariah naik 10,97 persen dibandingkann perbankan konvesional yang sebesar 7,7 persen. Artinya, pertumbuhan aset perbankan syariah lebih tinggi.

Demikan juga dengan dana pihak ketiga (DPK) dari keuangan syariah mencapai 11,56 persen. Naik tipis dibandingkan DPK konvesional 11,4 persen. Sementara, transaksi saham syariah pada periode Januari-Juni 2020 naik 26 persen dibanding periode tahun lalu. Transaksi saham syariah pada 2020 adalah sebanyak 633 ribu, naik dari tahun lalu yang sebanyak 501 ribu transaksi. Volume transaksi saham juga naik 57 persen, dari 3,9 miliar saham di 2019 menjadi 6,2 miliar saham di 2020.

Secara umum, industri keuangan syariah tumbuh mengesankan selama tiga dasawarsa atau sejak berdirinya bank syariah pada 1992 lalu. Namun, Ani berharap kualitas industri syariah bisa meningkat dan memiliki daya saing, terutama dari sisi sumber daya manusia (SDM).

Dari hitungannya, setiap tahun ada 40 ribu lebih lulusan dari pendidikan ekonomi dan keuangan syariah. Jumlah yang besar itu jika tidak dibarengi dengan kualitas yang mumpuni akan menimbulkan persoalan. Sehingga, dia ingin agar lulusan tersebut memiliki kompetensi teknis yang sesuai dan dibutuhkan oleh industri. ‘’Tidak sedikit SDM yang diambil bahkan dari lembaga keuangan konvensional. Karena mereka paham indusri, paham konsumen, dan memiliki pengalaman memadai,’’ imbuh dia.

Terpisah, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra P.G Talattov menilai, penggabungan usaha (merger) tiga bank syariah plat merah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk, akan menunjang pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah. Meski begitu, yang menjadi tantangan, industri perbankan syariah harus melakukan penetrasi lebih.
"Merebut dalam tanda kutip segmen pasar nasabah bank konvensional," kata Abra secara virtual. Begitu pula kualitas layanan dan infrastruktur yang perlu ditingkatkan.

Keputusan pemerintah menggabungkan tiga bank syariah itu mendorong jumlah aset menjadi lebih gemuk. Praktis, bank syariah BUMN juga naik kelas. Dari sebelumnya kelas BUKU II naik jadk BUKU III. "Masuk jajaran 10 bank terbesar di Indonesia," imbuhnya.
Abra berharap, Bank Syariah Indonesia berdaya saing untuk merebut pasar bank konvensional. di luar enam persen. Sehingga dapat meningkatkan marketshare 15 sampai 18 persen dalam tiga tahun ke depan. Walaupun agak berat, tapi paling tidak bisa mendekati.

Mengingat, sebelumnya industri perbankan syariah hanya berkutat pada market share yang kecil. Lima sampai enam persen saja.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar mestinya menjadi modal. Modal untuk meyakinkan masyarakat Indonesia. Baik muslim maupun non-muslim bahwa layanan ekonomi syariah memiliki daya saing yang tidak kalah dengan produk bank konvensional.

Dari sisi potensi, Indonesia memiliki sumber dana yang besar. Seperti, haji, umroh, dan pensiun itu semestinya menjadi peluang pendanaan. Sedangkan, regulasi saat ini sudah cukup signifikan untuk menunjang ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.
"Pentingnya peran pemerintah secara top down melalui kebijakan yang mengarahkan proyek-proyek untuk melibatkan industri keuangan syariah. Dalam jangka pendek, itu juga akan mempercepat peningkatan market share ekonomi syariah di Indonesia," pungkasnya. (dee/han)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X