Optimistis Tol Samarinda-Bontang Dimulai 2022

- Rabu, 30 Desember 2020 | 11:14 WIB
Ruas jalan Samarinda-Bontang. Tahun 2022 optimistis jika tol Samarinda-Bontang dimulai pengerjaannya.
Ruas jalan Samarinda-Bontang. Tahun 2022 optimistis jika tol Samarinda-Bontang dimulai pengerjaannya.

SAMARINDA–Rencana pembangunan Tol Samarinda-Bontang, masih terus berproses. Diharapkan, pada 2022, tol ini bisa dimulai pembangunan fisiknya. Sehingga, akan mempermudah akses masyarakat Kaltim dari kawasan utara ke selatan atau sebaliknya.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim Irhamsyah menjelaskan, pembangunan jalan bebas hambatan ini ditangani oleh Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT). Dijelaskan lelaki yang akrab disapa Iing tersebut, saat ini, BPJT tengah melalukan review studi kelayakan atau feasibility study (FS). Awal Desember lalu, tim konsultan FS Tol Samarinda-Bontang, disebut Iing, datang berdiskusi dengan pihaknya terkait tol tersebut.

"Karena dia kontraknya di Desember kemarin mungkin selesai 2021 untuk review FS dan DED-nya (detail engineering design)," kata Iing. Setelah berdiskusi dengan Dinas PUPR-Pera Kaltim, tim konsultan itu melanjutkan survei. Selain diskusi, beberapa data terkait tol yang dibutuhkan, juga diberikan oleh Dinas PUPR-Pera Kaltim. "Insyaallah tol ini jadi. Soalnya pemerintah pusat serius dengan tol ini,” ungkapnya.

Menurut dia, indikator keseriusan pusat terhadap pembangunan Tol Samarinda-Bontang adalah pusat sendiri yang melakukan survei dan perencanaan. “Kita kan awalnya punya basic desain, kita serahkan semua ke BPJT. Mereka melihat dan ternyata mereka perlu melakukan review terhadap DED kita, kemudian amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Jadi sepenuhnya dari mereka, kita hanya mendampingi. Lelang investasi pun dilakukan oleh mereka. Ini skemanya investasi. Jadi mungkin pembangunan Jasa Marga dengan investornya," jelas Iing.

Untuk diketahui, dalam rencana desain yang dibuat Dinas PUPR-Pera Kaltim, tol ini bersinggungan dengan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Di Seksi 4 Tol Balsam nanti, akan dibangun jembatan di atas Sungai Buaya yang akan menghubungkan Tol Balsam dengan Tol Samarinda-Bontang. Tol ini juga akan dibuat mengarah ke Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Samarinda Utara. Secara keseluruhan, anggaran pembangunan tol ini diperkirakan Rp 11 triliun. Termasuk Rp 1 triliun untuk pembangunan jembatan di atas Sungai Buaya.

Dalam desain awal, proyek Tol Samarinda-Bontang melintasi 17 kilometer kawasan hutan Marangkayu. "Mereka melihat lagi basic design kita. Mungkin di situ ada kendala seperti ada kawasan hutan lindung, ada juga buat jembatan di atas Pulau Buaya. Juga kita kan melintasi kawasan Muara Badak, ada Bendungan Marangkayu, mau dilihat dulu juga sejauh mana genangan atau limpasan airnya, kan menghindari itu. Termasuk pipa-pipa gas dari perusahaan di kawasan Muara Badak. Jalurnya kemungkinan masih di situ. Selama, kendalanya bisa diatasi," papar Iing.

Dia melanjutkan, jika nanti FS dan DED selesai pada tahun depan, tahapan selanjutnya akan masuk lelang. Baru selanjutnya mulai pembangunan. Nah, untuk kapan pembangunan itu bisa dimulai, semua bergantung pusat. "Harapan kita 2022 bisa lah dimulai," sebutnya. Menurut ekonom Universitas Mulawarman (Unmul) Aji Sofyan Effendi, pembangunan tol ini langkah bagus untuk koneksi Kaltim. Apalagi, diproyeksikan nantinya tol tak hanya tersambung hingga Bontang, tetapi juga ke Kutai Timur.

Jadi, Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Kutai Timur, akan terkoneksi dengan baik. Efek kedekatan infrastruktur, akan menyebabkan proses transportasi lebih efektif dan efisien. Hal ini akan berefek pada tumbuhnya ekonomi dengan lebih baik. Saat ini, akses mungkin sudah ada. Tetapi, membutuhkan waktu lama. Samarinda ke Sangatta, Kutai Timur, membutuhkan waktu empat jam. “Sementara harga produksi itu, 37 persen biaya transportasi. Jika ada tol, harga pokok produksi bisa lebih murah,” ucapnya.

Dengan kemudahan transportasi ini, maka bakal banyak multiplier effect yang ditimbulkan. Harga produksi lebih murah, akan memancing investasi dan lebih banyak produsen. Pembangunan infrastruktur, efeknya memang tak langsung terlihat dalam bulanan atau satu tahun. Tetapi, melalui proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun. (nyc/riz/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X