BALIKPAPAN- Bumi Etam jadi atensi kepolisian. Sebab, masih ada trauma atas peristiwa peledakan bom di depan Gereja Oikumene Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, 13 November 2016. Seorang anak tewas dan 3 anak lainnya luka-luka saat itu. “Kami (polda) tentu sudah lakukan deteksi dini,” terang Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana. Deteksi itu di antaranya melakukan pengawasan. Selain Polda, pihak Densus 88 Mabes Polri juga lakukan pengawasan.
“Ada namanya sel aktif dan tidak aktif. Sel aktif diawasi Densus. Sedangkan sel tidak aktif diawasi seluruh jajaran kepolisian,” paparnya. Tak hanya menjelang Natal dan tahun baru, jauh hari pihaknya sudah mendeteksi dini. Pihaknya juga berharap masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa. Termasuk umat Kristen beribadah dengan tenang dan aman di rumah. “Kepedulian masyarakat juga perlu,” tuturnya. Patroli skala besar di setiap waktu dan rutin dilakukan.
Diketahui pada 19 November 2019 lalu, empat pelaku teroris diamankan di Samarinda. Mereka diduga terlibat dan merupakan kelompok pelaku pengeboman markas Polrestabes Medan 13 November 2019. Kelompok yang ditangkap di Samarinda oleh tim Densus 88 Polri itu, yakni La Olani, Muhammad Ismail, dan Fajar alias Furqon.
Perayaan Natal dan pergantian tahun 2021 nanti, Polda Kaltim mengantisipasi aksi kriminal. Di antaranya ancaman terorisme. Selain itu, radikalisme, penyalahgunaan narkoba, minuman keras, sabotase dan lainnya tak luput dari pengawasan.
Ribuan personel dikerahkan bersama TNI dan instansi terkait lainnya. Tercatat ada 1.990 personel Polri, 304 personel TNI, dan 1.348 instansi terkait dalam pengamanan bersandi Operasi Lilin Mahakam itu.
Dalam pelaksanaannya, pihak kepolisian mengedepankan kegiatan preventif dan preemtif secara umum. Serta penegakan hukum secara tegas dan profesional. “Yang diutamakan kegiatan preventif dan preemtif,” tuturnya. (aim/ms/k15)