Tren Inflasi Berlanjut, Daya Beli Warga Kaltim Tertahan

- Sabtu, 26 Desember 2020 | 12:39 WIB
BERLANJUT: Harga ayam potong dan cabai di pasar tradisional sedang melonjak. Kondisi ini akan mendorong inflasi pada akhir tahun.
BERLANJUT: Harga ayam potong dan cabai di pasar tradisional sedang melonjak. Kondisi ini akan mendorong inflasi pada akhir tahun.

Kaltim diprediksi kembali mengalami inflasi pada akhir tahun ini seiring melonjaknya harga beberapa bahan makanan. Ini membuat daya beli masyarakat makin tertekan.

 

BALIKPAPAN–Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat indeks harga konsumen (IHK) pada November 2020 mengalami inflasi sebesar 0,37 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,52 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,76 persen. Catatan ini naik dibandingkan Oktober yang mengalami deflasi 0,18 persen.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan inflasi harga bergejolak, sejalan dengan tren kenaikan harga komoditas pangan, terutama daging ayam, telur ayam, cabai merah, dan bawang merah. Berdasarkan data dari Disperindagkop dan UMKM Kaltim, harga rata-rata cabai rawit di Samarinda saat ini menyentuh angka Rp 66 ribu per kilogram. Ayam Rp 28 ribu per kilogram. Sementara bawang merah berada di kisaran Rp 35 ribu per kilogram.

Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwithjahyono mengatakan, kondisi tersebut dipengaruhi oleh gangguan dari sisi pasokan. Salah satunya implementasi kebijakan Kementerian Pertahanan yang mewajibkan perusahaan pembibitan melakukan pengurangan produksi bibit ayam melalui penundaan penetasan telur.

"Faktor lainnya adalah meningkatnya curah hujan di berbagai daerah pemasok di Indonesia. Ini berdampak terhadap distribusi beberapa komoditas pangan di Kaltim," katanya, Jumat (25/12).

Dia memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2020 masih akan meningkat sejalan dengan momentum Natal dan tahun baru. Faktor curah hujan yang berpotensi meningkat juga akan memengaruhi peningkatan inflasi harga bergejolak.

Namun, menurut dia konsumen masih akan membatasi belanja karena mempertimbangkan jumlah kasus Covid-19 harian yang belakangan cenderung meningkat cukup signifikan, terutama di DKI Jakarta.

Inflasi yang terjadi pada November 2020 ini juga menurutnya belum ada indikasi kuat bahwa permintaan domestik cenderung meningkat. Hal itu juga tecermin dari inflasi inti yang pada November 2020 yang meningkat tipis. Karena itu, dia memperkirakan tingkat inflasi pada akhir 2020 berada pada kisaran yang rendah, yaitu pada rentang 1,55–1,65 persen (year on year/yoy).

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat memperkirakan inflasi secara umum akan kembali meningkat pada Desember 2020, namun inflasi inti masih akan menurun karena belum pulihnya sisi permintaan. Ini karena keyakinan konsumen yang lemah. "Belum lagi kasus Covid-19 melonjak dan menyebabkan ketidakpastian lebih tinggi," jelasnya. (aji/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB
X