PROKAL.CO,
SAMARINDA-Kelanjutan pembangunan rel kereta api di Kaltim masih samar setelah investor dari Rusia menarik diri beberapa waktu lalu. Baru-baru ini, investor dari Tiongkok menyatakan minat. Namun, belum ada tindak lanjut hingga akhir tahun ini.
Rabu (23/12), Pemprov Kaltim kembali melakukan rapat dengan pemerintah pusat terkait rencana investasi kereta api dari Tiongkok. Dalam rapat tersebut, dijelaskan bahwa Pemprov Kaltim siap dan sangat menantikan keberadaan kereta api di Benua Etam. Dukungan dari pusat diharapkan, sehingga bisa segera dibangun rel kereta api di Kaltim. Dalam rapat itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltim Abu Helmi mengatakan, Kaltim sebenarnya sudah menyiapkan konektivitas antarwilayah di daerahnya.
Dalam rencana yang disusun, kereta api akan menyambungkan jalur transportasi dari Kubar, Paser, Penajam Paser Utara, dan Balikpapan. Lalu, koneksi Balikpapan ke Samarinda, Bontang, hingga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kutim, akan dikoneksikan dengan jalan tol. Kaltim pun sudah siap bila investasi kereta api masuk. Apalagi, dia melihat China Railway Liuyuan Group (CRLG) yang baru-baru ini melirik investasi kereta api di Kaltim, termasuk perusahaan top dunia. Perusahaan ini memiliki pengalaman soal perkeretaapian.
Secara finansial dan kemampuan, Pemprov Kaltim pun menilai bahwa perusahaan ini mampu membiayai kegiatan yang akan dikerjasamakan nantinya. Pembangunan kereta api akan berdampak banyak bagi pembangunan Kaltim. Karena itu, dari rencana kerja sama CRLG dengan Pemprov Kaltim, pihaknya berharap kementerian terkait bisa menjadi jembatan. Jika disetujui dan bisa dilanjutkan, diharapkan ada kemudahan investasi dan penggunaan sumber daya lokal.
Diketahui, Kaltim sebelumnya sudah melakukan kerja sama terkait kereta api dengan perusahaan dari Rusia. Dari kerja sama yang diadakan sejak zaman Gubernur Awang Faroek Ishak tersebut, sudah ada 150 pemuda-pemudi Kaltim yang sudah disekolahkan di Rusia, untuk menimba ilmu kereta api. "Diharapkan, bukan hanya 150 tenaga kereta api yang sudah disekolahkan, tapi kami juga berharap investor bisa melatih tenaga lokal di Kaltim untuk tenaga keterampilan kereta api," terang Abu Helmi di ruang Heart of Borneo (HoB) Kantor Gubernur Kaltim.
Dia melanjutkan, pihaknya berharap kereta api nanti bisa kombinasi. Bisa buat penumpang dan mengangkut sumber daya. Namun, saat ini pihaknya masih menunggu ada kemudahan regulasi untuk rencana kereta api multipurpose tersebut. "Kita harapkan bisa dobel. Bisa penumpang dan SDA. Soalnya kita sadari penduduk kami tidak sebanyak di Jawa. Jadi, bisa tak balik modal, kalau penumpang saja. Nah, kalau sama SDA, bisa balik modal," kata Abu Helmi. Pada dasarnya, sambung dia, Pemprov Kaltim masih berpegang dengan MoU Rusia terdahulu, meski belum ada kejelasannya.