Soal Kerja Sama Proyek Kereta Api, Kemenhub Wanti-Wanti Pemprov Kaltim

- Kamis, 24 Desember 2020 | 13:09 WIB
Proyek KA Kaltim yang digagas dimasa pemerintahan gubernur Awang Faroek Ishak.
Proyek KA Kaltim yang digagas dimasa pemerintahan gubernur Awang Faroek Ishak.

SAMARINDA-Kelanjutan pembangunan rel kereta api di Kaltim masih samar setelah investor dari Rusia menarik diri beberapa waktu lalu. Baru-baru ini, investor dari Tiongkok menyatakan minat. Namun, belum ada tindak lanjut hingga akhir tahun ini.

Rabu (23/12), Pemprov Kaltim kembali melakukan rapat dengan pemerintah pusat terkait rencana investasi kereta api dari Tiongkok. Dalam rapat tersebut, dijelaskan bahwa Pemprov Kaltim siap dan sangat menantikan keberadaan kereta api di Benua Etam. Dukungan dari pusat diharapkan, sehingga bisa segera dibangun rel kereta api di Kaltim. Dalam rapat itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltim Abu Helmi mengatakan, Kaltim sebenarnya sudah menyiapkan konektivitas antarwilayah di daerahnya.

Dalam rencana yang disusun, kereta api akan menyambungkan jalur transportasi dari Kubar, Paser, Penajam Paser Utara, dan Balikpapan. Lalu, koneksi Balikpapan ke Samarinda, Bontang, hingga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kutim, akan dikoneksikan dengan jalan tol. Kaltim pun sudah siap bila investasi kereta api masuk. Apalagi, dia melihat China Railway Liuyuan Group (CRLG) yang baru-baru ini melirik investasi kereta api di Kaltim, termasuk perusahaan top dunia. Perusahaan ini memiliki pengalaman soal perkeretaapian.

Secara finansial dan kemampuan, Pemprov Kaltim pun menilai bahwa perusahaan ini mampu membiayai kegiatan yang akan dikerjasamakan nantinya. Pembangunan kereta api akan berdampak banyak bagi pembangunan Kaltim. Karena itu, dari rencana kerja sama CRLG dengan Pemprov Kaltim, pihaknya berharap kementerian terkait bisa menjadi jembatan. Jika disetujui dan bisa dilanjutkan, diharapkan ada kemudahan investasi dan penggunaan sumber daya lokal.

Diketahui, Kaltim sebelumnya sudah melakukan kerja sama terkait kereta api dengan perusahaan dari Rusia. Dari kerja sama yang diadakan sejak zaman Gubernur Awang Faroek Ishak tersebut, sudah ada 150 pemuda-pemudi Kaltim yang sudah disekolahkan di Rusia, untuk menimba ilmu kereta api. "Diharapkan, bukan hanya 150 tenaga kereta api yang sudah disekolahkan, tapi kami juga berharap investor bisa melatih tenaga lokal di Kaltim untuk tenaga keterampilan kereta api," terang Abu Helmi di ruang Heart of Borneo (HoB) Kantor Gubernur Kaltim.

Dia melanjutkan, pihaknya berharap kereta api nanti bisa kombinasi. Bisa buat penumpang dan mengangkut sumber daya. Namun, saat ini pihaknya masih menunggu ada kemudahan regulasi untuk rencana kereta api multipurpose tersebut. "Kita harapkan bisa dobel. Bisa penumpang dan SDA. Soalnya kita sadari penduduk kami tidak sebanyak di Jawa. Jadi, bisa tak balik modal, kalau penumpang saja. Nah, kalau sama SDA, bisa balik modal," kata Abu Helmi. Pada dasarnya, sambung dia, Pemprov Kaltim masih berpegang dengan MoU Rusia terdahulu, meski belum ada kejelasannya.

Jika dari Tiongkok masuk, pemprov menilai bisa dikombinasikan dengan Rusia atau mesti sendiri-sendiri, bergantung dengan regulasi pusat. Dia berharap, rencana pembangunan kereta api ini bisa benar-benar terealisasi. Sebab, masyarakat Kalimantan belum pernah merasakan kereta api di daerahnya. "Bandara sudah kami banyak diperbaiki, jalan juga kita baiki. Kita memang tidak bisa cuma dari APBN dan APBD, maka perlu investasi," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Penyelenggaraan Kerjasama, Subdirektorat Kerjasama dan Pengembangan Usaha, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Vonny Mahendri dalam rapat itu mengatakan, proses kerja sama ini nantinya harus jelas skemanya. "Mesti jelas guidance-nya. Untuk kerja samanya seperti apa," ucapnya. Apalagi mengingat, ini bukan pertama investor melirik investasi kereta api di Kaltim. Untuk diketahui, sebelumnya ada proyek Kereta api Kalimantan Timur dengan pengampu PT Kereta Api Borneo.

Proyek ini merupakan pembangunan kereta api single track sepanjang 203 km yang didukung dengan infrastruktur meliputi stasiun, jetty batu bara, pelabuhan, dan PLTU dengan kapasitas 15 MW. PT Kereta Api Borneo (KAB) akan mengoperasikan proyek ini. Proyek ini akan melewati Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser, dan Kota Balikpapan. Proyek ini bertujuan mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahaan pertambangan. Untuk meningkatkan nilai kelayakan proyek, pihak investor yaitu PT Kereta Api Borneo telah mengajukan permohonan perubahan status dari kereta api khusus menjadi kereta api umum, yang memungkinkan PT Kereta Api Borneo mengangkut penumpang dan barang non-afiliasi seperti minyak kelapa sawit dan kayu.

Namun, sayangnya, proyek ini telah dilepaskan statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional dengan alasan PT Kereta Api Borneo sebagai pemrakarsa tidak mampu menunjukkan rencana aksi dan upaya tindak lanjut kemajuan proyek yang jelas. (nyc/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X