Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki
Penuh darah penuh nanah
Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu 'ku membalas
Ibu
Ibu
SEPENGAL lirik lagu Ibu yang dipopulerkan Iwan Fals, mengingatkan kita betapa kuatnya sosok ibu. Demi membesarkan buah hatinya, rela berjalan jauh agar buah hatinya bisa tumbuh dengan kuat.
Hari ini (22/12), momen peringatan Hari Ibu ke-92. Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), ternyata peran ibu bukan lebih ringan. Bahkan harus pontang-panting untuk tetap menjaga semangat.
Secara khusus, psikolog klinis Ayunda Ramadhani bercerita perjuangan seorang ibu yang merasakan peran ganda dalam keluarga masa kini. “Sebenarnya di tengah pandemi bukan hanya ibu sih yang bebannya bertambah, mulai anak-anak hingga dewasa pasti merasakan,” ungkap perempuan yang aktif di pelbagai kegiatan sosial itu. Ayunda menyebut, bicara spesifik perempuan, konfliknya adalah peran ganda. Ada banyak peran ibu yang harus bertambah di situasi yang banyak orang tidak kehendaki. “Kan sekarang banyak ibu yang juga bekerja menerapkan sistem work from home (WFH) tuh, jika biasanya ada peran asisten rumah tangga (ART), sekarang ibu yang memiliki peran langsung ke anak,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, tantangan ibu saat ini menjadi lebih banyak. “Karena harus bekerja lebih ekstra dari rumah, anak belajar dari rumah, sementara beban rumah tidak berkurang justru bertambah,” ungkap Ayunda. “Ibu perlu cerdik dan cerdas untuk memanajemen semuanya,” ungkap dia.
Tidak dimungkiri, Ayunda juga menerima keluhan beberapa ibu perihal situasi saat ini. “Seberapa berat itu relatif sebenarnya, tergantung si ibu mengatasi dan mengatur semuanya. Kalau pintar mengatur pasti bisa melaluinya,” sambung perempuan yang juga tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi Samarinda tersebut. Namun, Ayunda menilai, peran suami maupun keluarga juga sama pentingnya. “Karena itu yang mampu menopang bagaimana kegiatan ibu,” tambahnya.
Namun, ke depan dimaksimalkan pola ayah dalam seribu hari perkembangan anak. “Memang ibu jadi tokoh sentral, harus ada peran ayah. Jadi jangan juga pola asuh itu semuanya ibu,” kuncinya. (dra2/k8)