SAMARINDA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur menyatakan tingkat NPL (Non Performing Loan) perbankan di wilayah Kaltim masih terjaga dalam posisi yang sehat. NPL gross per September 2020 perbankan di wilayah Kaltim sebesar 7,71 persen. Namun, demikian perbankan telah membentuk pencadangan yang memadai sehingga secara NPL net masih terjaga di posisi 3 persen.
"Kalau secara gross tinggi memang tinggi di angka 7,71 persen. Tapi pengawasan kami di OJK melihat secara net bedanya dengan gross itu setelah dikurangi cadangannya masih di level 3 persen per September 2020. Maksimalnya 5 persen secara ketentuan," ujar Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma, 22 Desember lalu.
Made menambahkan perbankan nasional yang membuka kantor cabang di Kaltim, untuk rasio permodalannya aman. "Rasio permodalan aman. Kalau perbankan nasional itu diatas 20 persen dari minimalnya 8 persen. Bisa kita lihat buffer permodalan masih cukup tinggi, dengan kondisi saat ini. Secara umum kita bisa nilang perbankan nasional masih aman," jelas Made.
Made mengatakan tahun 2021 diharapkan bisa menjadi kebangkitan dunia usaha. Sehingga, kredit perbankan bisa meningkat lagi. Penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank di wilayah Kaltim per September 2020, OJK mencatat sebesar 65,24 triliun. Turun 3,68 persen yoy dibanding September 2019.
Sedangkan penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek di Kaltim per September 2020 tercatat Rp 122,69 triliun naik 5,14 persen yoy dibanding September 2019.
Sementara itu, berdasar golongan debitur, penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank per September 2020 tercatat Rp 21,32 triliun adalah kepada debitur UMKM dan Rp 43,92 triliun untuk non UMKM. Sedangkan, berdasarkan lokasi proyek, kredit kepada UMKM per September 2020 sebesar Rp 23,92 triliun dan kredit non UMKM sebesar Rp 98,77 triliun. (myn)
