BALIKPAPAN - Terkait keputusan rencana PTM pada 11 Januari, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan masih memikirkan berbagai hal yang jadi pertimbangan. Misalnya perlu melihat perkembangan kasus penyebaran Covid-19 di Kota Minyak.
Termasuk apabila dari hasil pemeriksaan guru banyak ditemukan positif, tentu bisa mempengaruhi jadwal PTM. “Kalau memang tidak bisa, kita kembali ke daring. Seperti di Korea juga mengambil keputusan ini. Jadi melihat perkembangan daerah, kita tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan,” bebernya.
Rizal bercerita, baik siswa dan guru sebenarnya senang bisa kembali beraktivitas di sekolah lagi. Namun tantangannya bagaimana menjaga agar jangan sampai ada yang terkonfirmasi positif. Kepala Disdikbud Muhaimin menyebutkan, pihaknya telah menerapkan standar operasional prosedur sebelum simulasi PTM.
Mulai guru, tenaga kependidikan, dan petugas lainnya yang berada di sekolah sudah menjalani pemeriksaan rapid test dari DKK Balikpapan. Bagi yang memiliki hasil reaktif dilakukan swab test. Sambil menunggu hasil swab mereka harus isolasi mandiri. Artinya tidak bisa beraktivitas ikut simulasi PTM.
Jika hasil swab positif, maka tidak hanya aktivitas guru. Namun seluruh kegiatan sekolah di tempat bersangkutan ikut terhenti. “Ada 5 SD dan 2 SMP yang kegiatannya terhenti,” ujarnya. Muhaimin menyebutkan, hasil simulasi ini nantinya akan menentukan pelaksanaan PTM pada 11 Januari.
Ada dua hal yang menjadi pertimbangan. Pertama perkembangan kasus Covid-19. Kedua, hasil evaluasi dari DKK Balikpapan yang memantau kegiatan simulasi setiap hari di sekolah. “Nanti kombinasi dari dua hal itu, keputusan tetap ada di wali kota selaku ketua satgas apa tetap daring atau bisa PTM dan lainnya,” pungkasnya. (gel)