PROKAL.CO,
BALIKPAPAN-Hasil pemungutan suara pada pemilihan Wali Kota (Pilwali) Balikpapan 2020 akhirnya ditetapkan Rabu (16/12). Pasangan calon (paslon) Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz mengumpulkan jumlah suara sebanyak 160.929. Mengungguli perolehan kolom kosong sebanyak 94.642 suara.
Hasil tersebut disampaikan dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kota yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan. Sementara itu, jumlah suara sah pada pemungutan suara yang digelar 9 Desember 2020 lalu, sebanyak 257.571. Dengan jumlah suara tidak sah sebanyak 8.965. Jadi, jumlah keseluruhan suara pada Pilkada Balikpapan 2020 sebesar 266.536.
Secara keseluruhan, perolehan suara Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz sebesar 60,4 persen. Paslon tunggal ini unggul di enam kecamatan di Balikpapan. Sementara kolom kosong meraih 35,6 persen. Adapun suara tidak sah sebanyak 4 persen. Sementara partisipasi pemilih secara keseluruhan 59,4 persen. Dengan jumlah golput atau masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya sebesar 40 persen. Dengan penghitungan daftar pemilih secara keseluruhan (daftar pemilih tetap (DPT), pemilih yang pindah memilih, dan pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan menggunakan KTP) sebanyak 449.065 jiwa. Sementara jumlah pengguna hak pilih keseluruhan adalah 266.536 jiwa dan jumlah golput sebanyak 182.529 jiwa.
Walau begitu, Ketua KPU Balikpapan Noor Thoha menyebut, tingkat partisipasi pemilih pada tahun ini lebih tinggi daripada pilkada sebelumnya. Pada Pilwali Balikpapan 2011 misalnya yang kala itu menghadirkan empat paslon, tingkat partisipasi pemilih sebesar 56,31 persen. Sementara pada Pilkada 2015 yang diikuti tiga paslon, tingkat partisipasi pemilih di angka 59,11 persen.
“Di masa pandemi dan dengan calon tunggal, kami berpikir bisa-bisa (partisipasi pemilih) anjlok. Namun, dalam kondisi seperti ini, termasuk tinggi menurut kami,” katanya seusai kegiatan pleno terbuka kemarin. Dibanding pileg dan Pilpres 2019 lalu, Thoha menyebut, pelaksanaan Pilwali Balikpapan 2020 tidak terlalu berat. Akan tetapi, penyelenggara pemilu yang ada di Balikpapan ini mengalami kendala yang cukup berarti. Seluruh staf termasuk komisioner di Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu terpapar Covid-19.
“Alhamdulillah, kami bisa melampaui masa-masa sulit, kemarin. Kami sudah pontang-panting. Karena seluruh divisi teknis diisolasi. Itu kendala terberatnya,” ungkap Thoha. Bahwa masih ada calon pemilih yang tidak menyalurkan suaranya dengan datang ke TPS, ucap dia, bukan hal teknis yang menjadi tugas KPU. “Urusan meyakinkan (calon) pemilih untuk datang ke TPS adalah urusan paslon, makanya ada kampanye. Kegiatan meyakinkan kepada pemilih untuk mencoblos. Urusan datang ke TPS tidak sekadar TPS-nya ada, harus diyakinkan,” tegas dia. Selain itu, ada tugas pemerintah daerah. Yakni memberikan pendidikan politik bagi masyarakat yang memiliki hak pilih.