Tolak Sawit dan Tambang, Pilih Pertanian dan Pariwisata

- Selasa, 15 Desember 2020 | 12:14 WIB
WISATA KAMPUNG: Salah satu alternatif pendapatan tapi tetap menjaga hutan adalah wisata. Seperti wisata Danau Aco di Linggang Melapeh. NOFIYATUL CHALIMAH/KP
WISATA KAMPUNG: Salah satu alternatif pendapatan tapi tetap menjaga hutan adalah wisata. Seperti wisata Danau Aco di Linggang Melapeh. NOFIYATUL CHALIMAH/KP

Kampung ini hanya ingin sejahtera bersama alamnya. Bentang alam Bukit Eno pun disayang, agar air yang mengalir tetap sebening kaca. Maka, korporasi dilawan, agar kelestarian hutan tetap terjaga.

NOFIYATUL CHALIMAH, Kutai Barat

Musiman mendapat kabar, ada kegiatan mencurigakan di kampungnya. Dia mendengar orang mengambil sampel tanah di kampung yang dia pimpin. Beberapa warga kampung pun diutus. Tetapi, si tamu tak diundang sudah keburu pergi.

Punya bentang alam yang luas dan indah jadi alasan kampung yang bernama Linggang Melapeh ini memiliki daya tarik kuat oleh korporasi. Mati-matian Musiman dan warganya menjaga kampung ini.

Sebelum 2010, pernah ada perusahaan kebun sawit mau masuk. Namun, warga sepakat menolak. Alasannya, masyarakat tidak bermimpi besar. Cukup sejahtera dengan alamnya. Apalagi di sekitar kampung ada tujuh tambang besar. Dan mereka sudah lihat akibatnya. Pada 2017, ada perusahaan yang izin mengambil sampel tanah pun tak diizinkan.

"Soalnya kalau sampel ada isinya, bisa dieksploitasi. Saya juga pernah diancam mau dibawa ke pengadilan karena saya buat surat penolakan. Walau saya dihukum enggak masalah, yang penting alam terjaga. Lihat kampung lain cuma dapat bekasnya. Saya cuma punya masyarakat dan alam kampung di sini," kisah Musiman.

Tidak hanya menjaga, warga kampung juga sudah berkomitmen dengan membuat peraturan kampung. Ada sekitar 100-an hektare hutan lindung yang tidak boleh disentuh dan dijaga kelestariannya. Di kawasan yang dilindungi itu ada lima sumber mata air. Nah, air itu justru bukan untuk warga kampung. Tetapi, sumber air kampung lain.

Di Linggang Melapeh, sumber airnya adalah sungai dan disalurkan dengan pipa-pipa ke rumah warga. “Saluran air itu kita buat sendiri. Gotong-royong semuanya," kata Musiman.

Di kampung dengan penduduk 1.930 jiwa di lahan 12.350 hektare itu, warganya kebanyakan merupakan petani. Salah satu komoditas di kampung ini adalah jelai yang merupakan sumber karbohidrat pengganti beras. Bentuknya seperti gandung ataupun padi, namun memiliki butiran lebih kecil.

Di sisi lain, desa ini juga tengah mengembangkan pertanian kopi dan lada dalam satu ladang. Sehingga, bisa menghasilkan kopi khas kampung ini.

Sebab, diakui Musiman, dibandingkan membuka ruang untuk perkebunan sawit atau tambang, Kampung Linggang Melapeh berkomitmen menghidupi warganya dengan pertanian dan perkebunan rakyat. Juga dengan mengembangkan pariwisata dan kerajinan tangan.

"Kami dari kampung harus menyiapkan diri. Ke depan kita mau kembangkan wisata dengan agrowisata. Kami juga punya banyak jantur (air terjun). Juga ada Danau Aco," imbuh Musiman.

Salah satu wisata yang sudah cukup terkenal di kawasan ini adalah Danau Aco dan Jantur Tabalas. Akses kedua wisata ini cukup bagus. Misalkan, untuk ke Jantur Tabalas, mobil sudah bisa parkir di dekat air terjun dan cukup berjalan sekitar 200 meter untuk melihat air terjun.

Sementara Danau Aco juga sudah memiliki sarana cukup baik. Selain akses mobil yang mudah dicapai, danau yang terkenal unik karena berada di atas Bukit Eno ini juga dilengkapi wahana permainan sepeda air. Namun, karena Covid-19, kawasan ini jadi sepi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X