Listrik Kaltimra Surplus 500 MW, Sasar Segmen Industri dan Bisnis

- Sabtu, 12 Desember 2020 | 12:02 WIB
ilustrasi
ilustrasi

BALIKPAPAN – Ketersediaan pasokan listrik di wilayah Kaltim dan Kaltara (Kaltimra) tak perlu dikhawatirkan. PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltimra bakal menjamin keberadaan pasokan listrik tersebut. Tercatat hingga Desember 2020 total pembangkit yang berada di Kaltimra sebesar 1.321 megawatt (MW).

General Manager PLN UIW Kaltimra Sigit Witjaksono mengatakan, ketersediaan pasokan listrik ini berasal dari sistem interkoneksi yang tergabung antara Kaltim, Kalsel, dan Kalteng. Kapasitasnya sebesar 1.139 MW. Kemudian terdapat dukungan sistem isolatif yang belum tergabung dengan sistem interkoneksi sebesar 182 MW.

“Kaltim ada 1 sistem interkoneksi dan 39 sistem isolatif. Kaltara ada 15 sistem isolatif,” ucapnya dalam kegiatan media gathering PLN UIW Kaltimra, Kamis (10/12). Dia menambahkan, transmisi di wilayah Kaltim sudah tersedia 1.418 kilometer sirkuit (kms). Menurutnya bahkan sudah lebih panjang dari Pulau Jawa.

Kemudian terdapat 23 gardu induk yang melayani masyarakat di Bumi Etam. Sigit menyebutkan, PLN Kaltimra sampai saat ini telah merangkul 1,25 juta pelanggan. Ini sudah mencapai seluruh pelosok. Walau mungkin masih ada warga yang belum dapat aliran listrik karena dapat bantuan dari pihak lain. Misalnya dari swadaya, pemerintah, corporate social responsibility (CSR), dan sebagainya.

Sepanjang tahun ini, PLN telah mampu menerangi lima daerah di Kutai Barat, Kutai Timur, Mahakam Ulu (Mahulu), Paser, dan Berau. Totalnya dapat merangkul 11 kecamatan dan 23 desa.

“Potensi pelanggan dari pembangunan ini sebesar 4.119 rumah tangga. Sehingga mampu menaikkan rasio elektrifikasi,” ujarnya. Padahal sekitar 2015, masyarakat di Kaltim masih kerap mengalami pemadaman. Sebab, sistem interkoneksi dulu bisa dilakukan karena kekurangan daya dan sisi pembangkit yang kurang.

Namun, sekarang pemerintah dan PLN telah membangun infrastruktur kelistrikan tersebut. “Progres di Kaltimra saat ini terdapat sekitar 1.007 MW dengan beban puncak 516,79 MW. Artinya kita masih mempunyai hampir 50 persen sebagai cadangan listrik,” bebernya.

Lebih lanjut, Sigit menjelaskan, daya Sistem Mahakam Kaltim mencapai 971 MW. Beban puncak interkoneksi rata-rata berkisar 400 MW. Sehingga saat ini ada cadangan 500 MW. Kondisi surplus ini cukup besar. “Tidak ada sistem defisit, semua berkecukupan,” imbuhnya.

Sigit mengatakan, cadangan daya ini sebenarnya persiapan untuk segmen industri dan bisnis. Mengingat segmen rumah tangga tentu tidak akan menyerap daya sebesar ini. Namun dia menuturkan, tentu semua segmen tetap akan dilayani. Sebab, yang menyerap daya besar industri dan bisnis.

“PLN menyiapkan infrastruktur ketenagalistrikan untuk membuka lapangan kerja lebih banyak. Sehingga menumbuhkan sektor ekonomi. Kita harus jadi roda depan mendorong perekonomian,” ungkapnya. Apabila memerlukan investasi di Kaltim, PLN siap menyambung kelistrikan dari proses konstruksi sampai nanti beroperasi.

Dia menambahkan, semua hasil pembangunan pembangkit dikumpulkan ke sistem interkoneksi. Setelah terkumpul akan disalurkan. Saat ini, masih ada surplus 500 MW. Ada beberapa langkah dengan sistem interkoneksi yang surplus ini. Pertama, pihaknya akan melakukan ekspansi.

“Melayani semua segmen dari industri, bisnis sampai segmen lainnya seperti rumah tangga,” tuturnya. Kedua selanjutnya menginterkoneksikan Kaltara ke Kaltim. Saat ini, pembangunan transmisi di Kaltara sudah sampai di Sangatta. Adanya sistem interkoneksi ini nantinya berhubungan dengan efisiensi operasi ketenagalistrikan.

“Ketika interkoneksi pembangkit bisa dikendalikan memilih pembangkit paling murah. Ada nilai ekonomi lebih baik dan tarif yang ada bisa semakin berkurang, kalau bisa semakin efisien,” jelasnya. Sigit mengatakan dari sisi penjualan, tahun ini berkurang dari tahun sebelumnya.

Catatan dari 2018 ke 2019, penjualan masih tumbuh 8,86 persen. Namun dari 2019 ke 2020 hanya tumbuh 4,6 persen di Kaltimra. Meleset dari target sebelum pandemi sebesar 8,3 persen pada tahun ini. Januari masih optimistis pertumbuhan sebesar 9 persen. Namun begitu ada pandemi Maret, pertumbuhan terus menurun.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X