TANJUNG REDEB–Belakangan ini beredar kabar ada gejala baru dari kasus Covid-19. Namun, pihak Dinas Kesehatan Berau belum menemukan pasien dengan gejala baru tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi menuturkan, hingga kini, pasien yang terkonfirmasi rata-rata mengeluh tidak berfungsi indra penciuman dan perasanya. Untuk gejala delirium, belum ada keluhan dari para pasien. “Belum ada laporan, masih gejala Covid-19 seperti biasa,” ujarnya.
Iswahyudi menjelaskan, delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi. Dia mengatakan, delirium biasanya terjadi bersamaan dengan gejala Covid-19 lainnya, seperti hilang indra perasa dan penciuman, sakit kepala, batuk, dan sesak napas. “Covid-19 juga memengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan delirium,” katanya.
Lebih lanjut, Iswahyudi mengatakan, jika seseorang terserang delirium, kerap mengantuk dan berbicara tidak menyambung. Hal itu kemungkinan karena kurangnya pasokan oksigen ke otak, peradangan jaringan otak akibat badai sitokin, dan fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk mengalir di dalam darah yang bisa menuju otak.
“Kurang masuknya oksigen ke otak, bisa memengaruhi seseorang untuk melantur dalam berbicara, berhalusinasi,” bebernya.
Ada beberapa ciri, seseorang telah terpapar delirium, yakni sulit fokus dan mudah teralihkan, suka melamun dan lambat bereaksi, daya ingat menurun, kesulitan berbicara, berhalusinasi, mudah tersinggung dan mood berubah mendadak, sering gelisah dan kebiasaan tidur yang berubah.
“Ini bisa jadi menjadi gejala dini infeksi dari Covid-19, meskipun hingga kini belum ada laporan masuk kepada kami,” tutupnya. (hmd/ind/k8)