TANA PASER–Anggaran yang dialokasikan pemerintah ke sektor wisata, tidak harus kembali dalam bentuk pendapatan asli daerah (PAD). Karena bisa juga perputaran uangnya kembali ke masyarakat. Itulah yang ditekankan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni, saat berkunjung ke Paser.
Dia memberikan contoh di Pulau Kumala, Kutai Kartanegara (Kukar). Di sana PAD dari pariwisata terbilang kecil ke daerah. Namun, perputaran uang di masyarakat mencapai miliaran. "Di sana mencapai Rp 30 miliar perputarannya di masyarakat dan pelaku usaha mikro. Dari PAD sekitar Rp 3 miliar," kata Sri, Senin (7/12).
Hanya daerah yang memiliki perhotelan dan restoran banyak yang bisa menghasilkan PAD tinggi. Sri menyebut, Balikpapan dan Samarinda saat ini lumbung PAD besar wisata. Menurut dia, pariwisata itu seperti kinerja humas, yang penting bisa dikenal dan dipublikasikan dulu. Atau kepercayaan dari masyarakat. Sehingga investasi ke depan bisa berkembang.
"Membangun trust itu yang terpenting," tutur mantan kepala Dinas Pariwisata Kukar itu. Sehingga dia berharap, pemkab/pemkot di Kaltim tidak segan menggelontorkan anggaran besar untuk pengembangan pariwisata. Karena belanja pemerintah itu tidak harus balik ke pemerintah. Tapi bisa juga ke masyarakat.
Kabid Pengembangan Pariwisata Asnawi berharap, inilah yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah. Dengan memberikan perhatian anggaran lebih ke sektor wisata. Saat ini Gunung Boga menjadi salah satu pioner bangkitnya pariwisata daerah.
"Rencana pengembangannya, kami tidak menjual Gunung Boga saja. Tapi ada wahana wisata lain jika masyarakat berkunjung ke sini," kata Asnawi. (jib/ind/k8)