“Sihir” Sabana, Terpesona Senja

- Senin, 7 Desember 2020 | 11:33 WIB
KEHILANGAN KATA: Keindahan Taman Nasional Baluran yang sukar bila harus diungkapkan dengan kata-kata.
KEHILANGAN KATA: Keindahan Taman Nasional Baluran yang sukar bila harus diungkapkan dengan kata-kata.

CATATAN PERJALANAN NOFIYATUL CHALIMAH (*)

 

Berbulan-bulan pandemi menghantam negeri ini. Para pelancong pun diminta untuk menahan diri. Akibatnya sektor pariwisata pun hampir tidak bisa berdiri. Syukurnya, kini pariwisata sudah dibuka kembali. Dengan syarat protokol kesehatan untuk menjaga diri.

 

LIBUR panjang pada akhir Oktober lalu membawa saya melakoni perjalanan darat alias overland ke berbagai destinasi wisata alam di Jawa Timur. Memulai perjalanan dari Samarinda, rapid test harus dilakukan. Jangan lupa mengunduh aplikasi e-HAC atau Kartu Kewaspadaan Sehat agar perjalanan makin mulus.

Di tengah pandemi seperti saat ini, e-HAC jadi salah satu syarat administrasi dalam penerbangan dalam negeri. Aplikasi tersebut jadi media pengawasan terhadap pelancong yang melakukan perjalanan dari atau ke daerah berisiko paparan pandemi. Cukup mengisi sesuai ketentuan di dalamnya, urusan mengakses transportasi massal lintas daerah seperti pesawat atau kapal akan menjadi lebih mudah.

Pada perjalanan ini, saya memilih menggunakan jasa open trip dari agen perjalanan wisata yang saya temukan di media sosial. Turun pesawat, perjalanan saya mulus karena sudah mengisi e-HAC. Petugas tinggal memindai kode bar.

Perjalanan pun dimulai dari Surabaya pada dini hari. Ada 11 orang lain yang akan bergabung dengan saya. Sebagian besar, berangkat sendiri seperti saya. Kami baru berkenalan di dalam bus. Pukul 01.00 dini hari, bus melaju menuju Banyuwangi. Perjalanan ini memakan waktu sekitar tujuh jam.

Menyusuri pesisir timur dari Jawa Timur, saya menikmati pemandangan dari jendela bus. Perjalanan juga melewati monumen Panarukan. Sebuah tanda kekejaman Daendels yang memaksa ribuan orang membuka jalan dari Anyer, Jawa Barat, hingga Panarukan, Jawa Timur.

Matahari mulai menanjak ketika destinasi pertama dicapai. Gunung Baluran sudah tampak, pertanda Taman Nasional Baluran dekat. Di kawasan yang disebut Africa Van Java ini, pemandangan savana kering dan thermal gun pengelola menyapa.

Pengunjung harus berhati-hati juga dengan barang bawaan karena banyak monyet berkeliaran yang bakal merantas jika melihat tentengan menggiurkan. Cuaca panas, membuat saya mengambil foto secukupnya, lalu menikmati savana di warung dengan segelas es kelapa.

-

MENEDUHKAN: Suasana rindang di Hutan Djawatan, Banyuwangi, yang sekilas mengingatkan saya kepada sebuah film yang tersohor.

"Ini trip pertama saya. Terakhir itu Maret. Pusing sekali. Saya sempat kerja di pabrik rokok, tapi cuma tahan tiga bulan. Untung sudah bisa buka lagi wisata," kisah Dimas, driver agen travel yang mengantar kami.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X