Disiplin 3M Sama Pentingnya dengan Vaksin

- Sabtu, 5 Desember 2020 | 15:03 WIB
PRODUKTIF: Syahriza Syarif bersama Theodorus Jodimarlo menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan Covid-19 di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2020
PRODUKTIF: Syahriza Syarif bersama Theodorus Jodimarlo menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan Covid-19 di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2020

JAKARTA - Kehadiran vaksin sebagai senjata pamungkas menekan penyebaran Covid-19, tidak serta merta memberikan kelonggaran bagi masyarakat. Terutama disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan masih menjadi keharusan, meskipun program vaksinasi nantinya telah dijalankan.

“Saya kira bahkan setelah kita mendapat vaksin pun, untuk jangka waktu enam bulan sampai satu tahun pun, kita tetap harus disiplin protokol kesehatan,” pesan dr Syahrizal Syarif, MPH, PhD, ahli Epidemiologi FKM UI dalam Dialog Produktif dengan tema, ‘Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan Covid-19’ yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (3/12).

Menurut sang epidemiolog, vaksin membutuhkan waktu untuk menciptakan kekebalan dalam tubuh seseorang. Selain itu, tidak mungkin seluruh masyarakat akan dapat langsung divaksinasi karena proses pemberian vaksin bertahap. 

Ia mencontohkan, meskipun saat ini ada puluhan vaksin, namun dari tahun 1940-an, dunia mencatat kemunculan 365 penyakit baru dan hanya satu penyakit yang dapat tereradikasi (musnah) yaitu cacar (smallpox). “Kita bisa mampu menghilangkan smallpox dari muka bumi, itu karena kita mendeteksi, men-tracing, mengkarantina. Jadi semua termasuk 3M adalah satu paket. Langkah terpadu menghadapi wabah,” jelasnya.

Dijelaskannya lebih lanjut, kehadiran vaksin yang lebih cepat dari biasanya adalah hal normal. Karena kemampuan para peneliti didukung kemajuan teknologi.

Para peneliti dunia dikatakannya dapat mengidentifikasi Covid-19 hanya dalam 7 hari, dan sangat jauh jika dibandingkan dengan penelitian pada penyakit HIV/AIDS yang butuh waktu 2 tahun. “Ini menunjukkan saat ini sebetulnya dunia cukup baik. Sudah maju sekali dalam bidang virologi,” ungkapnya.

Dengan fakta tersebut, Syahrizal meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan keamanan vaksin, karena hal itu merupakan syarat utama dalam pembuatannya. “Tidak boleh dilakukan uji klinis tiga, kalau uji klinis satu dan dua tidak lolos” terangnya. 

Sambil menunggu tahapan vaksinasi, Syahrizal menilai penerapan protokol kesehatan sebagai salah satu upaya pencegahan penularan sudah cukup. Sayangnya, tingkat kepatuhan masyarakat masih sangat rendah. Jadi, tetap disiplin lakukan protokol kesehatan 3M. (k/rl/far)

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X