Sejauh ini, Disdikbud menegaskan tidak memaksa kehendak orangtua. Semua kembali pada pilihan dan keyakinan orangtua. Menentukan sang anak untuk ikut PTM atau daring. Bagi siswa yang memilih PTM, maka proses belajarnya menggunakan metode kombinasi.
Artinya bergantian tatap muka, dan daring. Sebab, siswa yang boleh masuk kelas hanya 50 persen dari jumlah keseluruhan setiap kelas. Berdasarkan jadwal yang telah disusun Disdikbud, satuan pendidikan akan mengumumkan komposisi peserta didik pada 21 Desember. Baik yang memilih belajar tatap muka atau daring.
Sementara itu, salah satu sekolah yang terus menyiapkan PTM adalah SMP 1 Balikpapan. Kepala SMP 1 Arintoko menuturkan, pihaknya telah membagikan angket atau kuesioner kepada orangtua siswa. Pengisian angket ini menggunakan aplikasi online dan hasilnya bisa langsung alias real time. Mengikuti data per Rabu (2/11), hasil angket menunjukkan 67 persen setuju PTM.
Sedangkan 19 persen tidak setuju dan 14 persen belum memberi respons. Angka ini diambil dari angket yang dibagikan kepada 1.105 siswa SMP 1. Apa pun hasilnya nanti tidak begitu banyak perubahan.
Sebab sesuai aturan yang disampaikan Disdikbud, sekolah telah menyiapkan berbagai metode kombinasi. Misalnya bagi mereka yang setuju, maka bisa mengikuti PTM secara langsung di sekolah. “Sementara yang tidak setuju akan kita layani pembelajaran daring. Skenarionya akan kita atur nanti,” ungkapnya.
Pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan untuk penerapan protokol kesehatan seperti fasilitas cuci tangan. Dia mengaku, ketersediaan fasilitas ini sudah cukup banyak dan tersebar di berbagai tempat yang sering siswa kunjungi.