Pigi Minta Maaf Saja Bawa Sopi Satu Botol

- Jumat, 4 Desember 2020 | 14:50 WIB
Peluncuran Sopi di Kupang beberapa waktu lalu.
Peluncuran Sopi di Kupang beberapa waktu lalu.

Semua ritual adat di NTT melibatkan sopi, jadi bukan tentang gaya-gayaan, apalagi mabuk-mabukan. Pemprov pun punya produk minuman sendiri yang dibanderol Rp 1 juta per botol.

 

INDRIA P., Surabaya- KRISTO EMBU, Kupang, Jawa Pos 

SOPI memang mengandung alkohol. Tapi, bukan efek memabukkannya yang dicari masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), melainkan dayanya untuk merekatkan manusia satu dan yang lain. ’’(Sopi itu) organik. Bagian dari tradisi dan kearifan lokal. Bagian dari ritual,’’ kata Felix Nesi, sastrawan yang juga pembuat sopi, ketika dihubungi Jawa Pos Senin lalu (30/11).

Maka, sopi pun hadir dalam nongkrong-nongkrong di segenap penjuru NTT. Tidak terkecuali di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, tempat lelaki 32 tahun itu tinggal. Baik yang melibatkan anak muda maupun orang tua.

Maka, kalau Rancangan Undang-Undang Larangan Minuman Beralkohol yang isunya tengah beredar sampai memuat aturan melarang minuman tradisional seperti sopi, bagi Felix, itu jelas tidak bijaksana. Sebab, di NTT, ritual apa pun baru resmi atau sah kalau ada sopi.

’’Pigi minta maaf saja bawa sopi satu botol,’’ ujar sastrawan yang mengantongi gelar sarjananya dari Universitas Merdeka Malang itu. Semua ritual adat selalu melibatkan sopi atau moke, minuman tradisional lain yang berpusat di Sikka, salah satu kabupaten di NTT. Mulai yang sifatnya perayaan sampai penghiburan kepada warga yang berduka.

Misalnya, tapoin anah atau ucapan syukur saat anak lahir, hel keta’ atau ritual sebelum pernikahan, dan neka’ lelab atau acara adat sebelum pemakaman. ’’Itu sudah turun-temurun dan harus dipertahankan,” kata Barthol Badar, salah seorang tokoh masyarakat NTT, kepada Timor Express.

Tidak hanya di Insana yang memang dikenal sebagai produsen sopi sejak 1965, masyarakat di desa-desa lain bahkan sampai di lereng pegunungan pun punya pemahaman yang sama.

Bahwasanya, sopi adalah tentang ritual. Bukan tentang gaya-gayaan. Apalagi mabuk-mabukan. ’’Tiap kali ada pembicaraan adat, harus ada sopi dan sirih pinang,’’ kata Dicky Senda.  Dalam semua ritual yang berhubungan dengan leluhur pun, wajib ada sopi. ’’Urusan denda adat, harus dudukkan satu botol sopi,’’ imbuh penggiat literasi yang tinggal di Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, itu.

Pada 19 Juni tahun lalu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga telah meluncurkan Sophia. Pemerintah Provinsi NTT menggandeng Universitas Nusa Cendana (Undana) untuk memproduksi minuman tersebut. Juga pengusaha lokal untuk urusan tata niaga. Peluncuran Sophia itu diperkuat pula dengan Peraturan Gubernur Nomor 40 Tahun 2019 tentang Pemurnian dan Tata Kelola Minuman Tradisional Khas NTT.

Harganya tidak tanggung-tanggung. Per botol Sophia ukuran 750 mililiter dipatok Rp 1 juta. ’’Ini minuman berkelas dan harus dijual dengan harga mahal,” kata Viktor dalam sejumlah kesempatan, seperti dikutip Timor Express.

Rektor Undana Prof Fredrik L. Benu menerangkan, pihaknya mengeluarkan dua jenis Sophia, berwarna merah dan putih dengan kadar yang berbeda. ’’Kalau Sophia warna merah itu kadarnya 20 persen. Sedangkan yang warna putih itu kadarnya 40 persen,’’ ungkap Fredrik saat peluncuran Sophia.

Kini, Sophia mulai dijual di NTT, juga ke luar daerah. Namun, minuman lokal seperti moke dan sopi terus diproduksi masyarakat.  Sebab, minuman itu lebih dijangkau masyarakat menengah ke bawah. Dan, digunakan untuk urusan adat yang dilaksanakan setiap tahun.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 13:50 WIB
X