KBM Tatap Muka di Bontang, Gunakan Skema Berbeda

- Jumat, 4 Desember 2020 | 14:33 WIB

SELURUH kepala SMP telah melakukan pertemuan dengan Disdikbud pada awal pekan ini. Membahas skema yang akan diterapkan pada masa transisi KBM tatap muka, 11 Januari mendatang. Namun terdapat sedikit perbedaan tiap sekolah. Sehubungan metode yang dipakai pengaturan jam masuknya.

Waka Kurikulum SMP 2 Jumadi bakal mengusulkan penerapan dua sif. Sif pertama dimulai pukul 07.30–11.00 Wita. Sementara sif kedua dimulai 13.00–16.30 Wita. Nantinya sif pagi diperuntukkan bagi kelas 9 dan empat rombongan belajar (rombel) kelas 8. Sisanya masuk jam siang.

Tak hanya itu, tiap rombelnya dipecah menjadi dua. Nomor urut 1–17 masuk pada Senin–Rabu. Adapun nomor absen siswa 18–34 mendapatkan KBM tatap muka saat Kamis–Sabtu. “Jadi tiap pelajar itu masuk selama tiga hari selama sepakan. Sisanya mengikuti pembelajaran via daring,” kata Jumadi.

Menurut dia, jika mengikuti saat pertemuan yakni tiap pelajar masuk selama dua hari dipandang kurang efektif. Belum lagi pembagian jam mengajarnya terbilang rumit. Dia menjelaskan, usulan ini belum disampaikan ke Disdikbud.

Untuk diketahui, SMP 2 terbilang terbatas memiliki sarana ruang kelas. Hanya 12 unit yang tersedia. Akibatnya pada masa normal sekolah ini pun terbiasa dengan sistem dua sif. Pengaturan jam dipandang juga penting. Jika memakai sistem tiga sif maka protokol kesehatan sulit dikontrol. Terutama ketika memasuki jam salat Zuhur.

“Karena biasanya siswa salat berjamaah. Nah dengan pengaturan ini harapannya siswa salat di rumah masing-masing. Selain itu, riskan adanya kerumunan saat pergantian jam kalau tiga sif dipakai,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala SMP 1 Riyanto bakal memakai batas maksimal jam tatap muka. Yakni, selama empat jam sesuai anjuran pemerintah pusat. Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Bontang Kuala ini akan mengatur tiap pelajar masuk lima hari dalam sepekan. Pada durasi itu diharapkan bertemu 10 guru mata pelajaran.

“Di pekan berikutnya siswa yang masuk diberi tugas melalui skema daring,” kata Riyanto.

Disebutkan dia, ini masih sebatas rencana. Keputusan finalnya menunggu hasil koordinasi dengan Disdikbud. Siswa yang masuk pada pekan pertama ialah mereka yang memiliki nomor absen 1–17. Secara bergantian, di pekan berikutnya menjadi jadwal bagi siswa dengan nomor urut 18–34.

“Skema ini dipakai karena kami telah membayar kepada aplikasi pembelajaran daring. Sehingga kami manfaatkan pekan pertama tatap muka selebihnya tugas. Tapi jadwalnya dibagi berdasarkan absen,” terangnya.

Untuk diketahui, Disdikbud pun menyerahkan teknis KBM tatap muka kepada sekolah. Pasalnya, mereka yang mengetahui kondisi di satuan pendidikannya masing-masing. Termasuk ketersediaan sarana maupun lingkungannya. (*/ak/rdh/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X