Walaupun pada pelaksanaan PTM, interaksi terbatas, Roihanun juga mempertimbangkan agar hubungan guru dan siswa tetap terjaga harmonis. Tiap guru diwajibkan berinteraksi terlebih dulu menanyakan kabar siswa, serta memberi imbauan protokol kesehatan (prokes).
"Setelah pembelajaran selesai, guru mengantar siswa pulang ke gerbang untuk memberikan pesan hangat dan hubungan tetap terjaga, serta tetap mengimbau siswa disiplin prokes," imbuhnya.
Serupa, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Balikpapan Gunanto dan Kepala SMP 8 Balikpapan Mugiyatno melakukan hal yang sama. Tidak hanya untuk cuci tangan, Gunanto akan menambahkan titik-titik tempat wudu baru. Ada dua pintu berbeda yang digunakan saat masuk dan keluar dari MINU.
Sedangkan Mugiyatno akan merenovasi ruang kelas dengan membuka jendela agar ada sirkulasi udara. "Sesuai prokes Covid-19 yang telah ditentukan oleh Kemendikbud, antar-siswa wajib jaga jarak 1,5 meter dan memberikan jendela terbuka serta ventilasi di setiap kelasnya," ucap Mugiyatno.
Ketiganya pun tegas menyarankan agar siswa membawa bekal dan botol minum sendiri ketika PTM.
Masing-masing juga telah membentuk satuan tugas (satgas) sekolah selama melangsungkan PTM. Satgas ini bertanggung jawab atas kebersihan sekolah, pembenahan situasi pembelajaran dari daring ke PTM, logistik kesehatan, termasuk jadwal mengajar guru dan jadwal sif siswa. Sesuai buku panduan Kemendikbud, siswa di dalam kelas tidak boleh lebih 18 siswa.