TANJUNG REDEB–Peletakan bak arm rollternyata sering dikeluhkan masyarakat. Hal tersebut diakui oleh Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah, dan Pengendalian Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Anwar.
Peletakan 23 bak arm rollyang menyebar di Berau sering diprotes masyarakat, bahkan para polisi dari satuan lalu lintas. Protes tersebut diajukan karena bak arm rolltersebut sering penuh, bahkan sampah yang ada berserakan dan aroma yang ditimbulkan tak sedap. Namun, pihaknya telah memberikan pengertian kepada masyarakat mengenai peletakan amrol. Pihaknya telah melakukan perizinan kepada RT setempat dan lurah mengenai peletakan arm roll. “Bak arm rollmemang berada di tanah milik warga,” ungkapnya.
Dia mengatakan, pihaknya melakukan banyak cara agar masyarakat berkenan dengan keberadaan arm roll. Pihaknya mengambil sampah dua kali sehari agar tidak tertumpuk. Penyebab sampah yang menumpuk di beberapa arm rolltidak hanya dari masyarakat, namun dari para pengambil sampah keliling. Dijelaskannya, para pengambil sampah keliling yang menggunakan gerobak masih diperbolehkan untuk membuang sampah di amrol yang ada, namun para pengambil sampah keliling yang telah menggunakan motor dan beroda tiga, diharuskan membuang sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
“Ada beberapa arm rollyang memang mengalami perpindahan karena ada perbaikan jalan, seperti di Jalan H Isa III, yang sementara dipindah ke Jalan Diponegoro. Kalau perbaikan jalan rampung, bakal dikembalikan ke tempat semula,” ucapnya.
Anwar mengungkapkan, dengan banyaknya bak arm rollyang telah disediakan, seharusnya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, terutama bagi warga yang dekat dengan arm roll. Pihaknya tetap berusaha memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
“Saya berharap ke depannya ada tanda dari yang dapat digunakan sebagai tempat arm rollagar masyarakat tidak mengeluh mengenai keberadaannya,” pungkasnya. (*/adf/dra/k16)