Pasien Covid-19 Diperiksa, Ternyata Malah Terinfeksi HIV

- Selasa, 1 Desember 2020 | 13:48 WIB
PERLU DETEKSI DINI: Marissa Aprilya, dokter yang bertugas di Poli HIV RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. DOKUMEN PRIBADI
PERLU DETEKSI DINI: Marissa Aprilya, dokter yang bertugas di Poli HIV RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. DOKUMEN PRIBADI

(1/12) diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Sejak digagas pada Agustus 1987 lalu, dunia kedokteran masih berjuang menemukan obat yang benar-benar mujarab membunuh virus HIV.

 

M RIDHUAN, Balikpapan

 

PADA 2019, United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) merilis jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) sebanyak 38 juta orang di dunia.

Di Indonesia jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) diperkirakan tembus di angka 600 ribu jiwa sejak 1987, ketika pertama kalinya Indonesia melaporkan adanya kasus AIDS ke Badan Kesehatan Dunia alias WHO. Di Kaltim, UNAIDS dan Koalisi AIDS Indonesia (IAC) mencatat ada 13 ribu warga Kaltim yang terinfeksi virus HIV.

Hingga kini HIV/AIDS menjadi salah satu penyakit menular yang belum bisa disembuhkan secara total. Namun, dengan perkembangan ilmu kedokteran dan obat-obatan saat ini, membuat usia harapan hidup ODHA menjadi lebih besar.

Dokter Pelaksana Poli HIV RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan dr Marissa Aprilya menjelaskan, kondisi HIV/AIDS saat ini sudah tidak bisa dibandingkan dengan 20-30 tahun lalu. “Kini tertular HIV bukan akhir dari segalanya,” ujarnya.

Dulu HIV/AIDS memang menjadi penyakit menular dengan risiko kematian yang tinggi. Sebab, baru bisa diketahui begitu muncul keluhan penderita akibat keterlambatan pengobatan. Kini dengan banyaknya kelompok dukungan sebaya ODHA, mempercepat proses skrining pada kelompok dengan risiko tinggi. “Angka penderita HIV pun meningkat. Bukan berarti buruk. Malah baik, karena artinya proses skirining berjalan baik,” ucapnya.

Di RSKD misalnya, Poli HIV selama tahun ini, disebut Marissa, menerima peningkatan jumlah ODHA. Per bulan rata-rata 10–20 persen. Hingga kini rumah sakit pelat merah milik Pemprov Kaltim itu menangani 300 pasien dengan status tertular HIV/AIDS. “Karena skrining berjalan baik, kami menemukan banyak ODHA dengan kategori stadium 1,” sebutnya.

Pada stadium 1, HIV tidak menunjukkan gejala. Membuat seseorang kebanyakan tidak sadar telah tertular virus karena tidak merasakan keluhan apapun. Dengan deteksi dini ini, dokter bisa segera melakukan pengobatan untuk memperlambat perkembangan virus. “Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV),” kata Marissa.

ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang diperlukan virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4 atau sel yang sangat berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. “ARV saat ini sangat baik,” sebutnya.

Sejak 2014, dengan sejumlah revisi kebijakan pemberian obat kepada ODHA, memudahkan dokter memberikan ARV tanpa proses pemeriksaan darah terlebih dulu. Bahkan ODHA bisa mendapatkan obat ARV itu secara gratis. Kalau pun datang hanya membayar biaya pendaftaran rumah sakit.

Untuk pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bahkan tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Dengan ARV pula, Marissa menggambarkan kualitas hidup ODHA sudah bisa disamakan dengan non-ODHA. “Jadi, sekarang tidak ada perbedaan,” tegasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X