PROKAL.CO,
Selain terbatas waktu yang diatur penyelenggara, pemaparan kandidat tidak to the point, sehingga membuat banyak waktu terbuang percuma dengan kalimat tak penting.
SAMARINDA–Debat kandidat terakhir calon pemimpin Kota Samarinda dalam Pilkada Serentak 2020 tersaji Rabu (2/12) malam. Tiga pasangan calon (paslon) yang berlaga menyajikan sejauh mana kelayakan mereka untuk dipilih pada 9 Desember mendatang. Tema yang diusung pada debat ketiga ini tersentral pada tata kelola pemerintahan, penegakan aturan, hingga penanganan korupsi paslon ketika terpilih nantinya.
Komitmen dalam keterbukaan dan transparansi APBD ke publik, peran andil pemerintah dalam menangani dampak pidana hukum untuk korban, hingga penanganan infrastruktur di kawasan pinggiran yang sering terabaikan jadi pertanyaan yang disusun panelis. Paslon nomor urut satu Barkati-Darlis misalnya, menilai perlu keran seluas-luasnya untuk publik bisa memahami seperti apa cara kerja tubuh APBD Samarinda, sehingga warga bisa mengerti sejauh mana kemampuan kerja pemerintah per tahunnya.
Begitu pun dengan ketegasan dalam penataan aset milik pemerintah. “Kita perlu memulihkan serta memanfaatkan fungsi aset yang ada sesuai koridornya,” kata Barkati. Sementara Andi Harun-Rusmadi, paslon nomor urut dua yang mendapat pertanyaan panelis seputar pembenahan lubang tambang yang memakan korban, menilai perlu ada koordinasi aktif antara pemerintah kota, pemerintah provinsi, dan pusat. Terlebih, kini aturan sudah menyulih rupa kewenangan ke pemerintah pusat.