Lebih lanjut dia mengatakan, dalam melakukan proyek sudah diupayakan dengan ongkos yang seefisien mungkin. Ongkos ini menurutnya menjadi perhatian perusahaan minyak, karena berapa pun yang sudah dikeluarkan, maka diharapkan bisa menghasilkan keuntungan. "Bahwa margin oil company dengan kondisi sekarang itu makin kecil, jadi efisiensi itu one of the thing yang harus kita lakukan," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Namun ternyata sumur-sumur tua atau lapangan yang telah beroperasi saat ini masih menjadi andalan dalam mengejar target produksi tersebut.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan, industri migas sekarang benar-benar harus melakukan efisiensi. Karena harga minyak USD 40 per barel. “Wajar kegiatan eksplorasi tahun ini sangat minim, hanya 9 persen. Sisanya memanfaatkan sumur-sumur yang ada atau existing. Investasi hulu sangat mengkhawatirkan, marginnya kecil. Di sinilah peran negara untuk membantu perusahaan migas melakukan eksplorasi,” ujarnya. (aji/ndu/k15)