Industri Batu Bara Dituntut Berubah

- Kamis, 3 Desember 2020 | 12:05 WIB
- Wacana pemerintah pusat menekan ekspor batu bara mentah menjadi perhatian pengusaha. Sebelum benar-benar diwujudkan, mereka meminta pemerintah memasifkan hilirisasi emas hitam sehingga kualitas industri pertambangan batu bara meningkat.
- Wacana pemerintah pusat menekan ekspor batu bara mentah menjadi perhatian pengusaha. Sebelum benar-benar diwujudkan, mereka meminta pemerintah memasifkan hilirisasi emas hitam sehingga kualitas industri pertambangan batu bara meningkat.

BALIKPAPAN- Wacana pemerintah pusat menekan ekspor batu bara mentah menjadi perhatian pengusaha. Sebelum benar-benar diwujudkan, mereka meminta pemerintah memasifkan hilirisasi emas hitam sehingga kualitas industri pertambangan batu bara meningkat.

Komite Tetap Pengembangan Energi Batu Bara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaltim Nazarudin menyambut positif keinginan pemerintah tersebut dan meminta pelaku industri membuat road map hilirisasi batu bara. Dengan adanya hilirisasi, dia yakin pertumbuhan industri batu bara di dalam negeri bakal lebih baik.

"Saya melihat ini sebagai salah satu growth engine untuk industri batu bara ke depan. Ini kesempatan mengubah persepsi orang mengenai batu bara dan pemain juga harus berubah," jelasnya, Rabu (2/12). Hal ini juga sekaligus menjadi tantangan para pelaku usaha yang bergerak di pertambangan untuk bisa mengembangkan teknologi dalam upaya pembangunan hilirisasi.

Mereka yang menggerakkan usahanya di sektor komoditas batu bara pun sudah mulai melakukan proses hilirisasi tersebut. Namun, ia tidak merinci apa saja yang telah dihasilkan oleh para perusahaan ini dalam melakukan hilirisasi. "Dari sisi business to business pun sudah banyak lonjakan dari sisi penggunaan teknologi untuk hilirisasi di berbagai macam. Dari sisi saya, ini sebagai kesempatan," ujarnya.

Menurutnya sudah ada beberapa contoh perusahaan besar yang mulai melakukan hilirisasi. Di Bukit Asam dan Kaltim Prima Coal sudah announce tentang produk mereka, dan ada yang sudah explore pembangunan hilirisasi ke bawah.

Nazarudin mengungkapkan, pertumbuhan volume ekspor batu bara Kaltim triwulan III 2020 tercatat sedikit membaik dari minus 16,56 persen (yoy) menjadi minus 16,38 persen (yoy). Perbaikan tersebut bersumber dari volume ekspor yang mampu tumbuh positif ke India, ASEAN, dan Korea Selatan di tengah masih terkontraksinya pertumbuhan ekspor ke Tiongkok.

Di sisi lain, curah hujan triwulan III 2020 tercatat sebesar 1.789 mm lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1.909 mm. Curah hujan yang lebih rendah membuat pelaku usaha tambang batu bara mampu meningkatkan produksinya. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X