Menjadi pertanyaan seputar membandingkan virus corona dengan HIV. Menurut Sunarto, sejak pertama kali ditemukan, HIV tidak mengalami perubahan cara penularan. Virus itu baru bisa menular melalui pertukaran cairan tubuh. Baik karena transfusi darah yang terinfeksi HIV, hubungan seksual, penggunaan jarum suntik secara bergantian atau penularan dari ibu kepada anak. Baik karena proses persalinan maupun menyusui.
“Sementara corona ini kan sudah dipastikan dari droplet. Bahkan, WHO juga meyakini bisa menular melalui airbone (udara). Jadi bisa dibandingkan bahaya penularannya,” papar dia.
Dengan masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir, Sunarto menyebut, ODHA diminta lebih berhati-hati. Terutama kepada ODHA yang tidak menjalani terapi ARV. Karena cenderung lebih rentan terinfeksi virus corona dibandingkan ODHA yang menjalani pengobatan.
Jika memang ada kasus ODHA tertular virus corona, penanganannya adalah menyembuhkan pasien dari infeksi Covid-19-nya dulu. Kemudian melakukan terapi ARV. “Meski begitu, hingga kini saya belum mendapatkan laporan soal adanya ODHA yang terkonfirmasi positif Covid-19,” imbuhnya.
Disinggung mengenai jenis obat HIV yang dikonsumsi ODHA mampu menangkal virus corona, Sunarto menyebut, semua masih memerlukan penelitian dan pengujian lebih lanjut. “Betul. Yang dimaksud adalah Aluvia. Perpaduan antara dua obat HIV, yaitu Lopinavir dan Ritonavir. Kombinasi ini kemudian dipakai untuk melawan corona yang terjadi di Wuhan. Tetapi sampai saat ini studinya masih berlanjut,” ungkapnya.
Apalagi SARS-CoV-2 (virus corona) itu adalah jenis virus baru. Sehingga perlu penelitian mendalam hingga benar-benar ada produk obat yang benar-benar ampuh menghilangkan virus corona. Sejumlah perusahaan farmasi maupun negara yang sudah menciptakan vaksin yang diklaim ampuh pun belum mendapatkan lampu hijau dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO.