Tracing kepada ODHA yang “menghilang” itu sangat penting dilakukan. Karena berpotensi menambah penyebaran virus. Biasanya, dokter mengandalkan kelompok dukungan sebaya ODHA. Yang dimotori oleh ODHA yang punya jiwa sosial yang tinggi untuk melakukan pencarian ini. Di RSUD AWS sendiri mengandalkan Mahakam Plus membantu mencari ODHA yang lost contact.
“Kelompok dukungan sebaya ODHA itu yang biasanya membantu mencari, menyadarkan dan membawa kembali ODHA yang berhenti menjalani pengobatan ARV untuk melanjutkan terapi,” ucapnya.
Sunarto memberikan gambaran. Bagi ODHA, berhenti minum ARV telat sehari saja memang tidak akan dirasakan langsung. Namun, efeknya akan muncul bertahun-tahun kemudian. Infeksi HIV yang menyerang imun membuat tubuh rentan terserang infeksi dari virus, jamur, atau bakteri jahat lainnya.
“Dan yang membuat kematian seorang ODHA ini sebenarnya bukan karena HIV-nya. Melainkan infeksi yang kemudian menyerang ketika imun tubuh yang kembali melemah ketika pengobatan ARV terhenti,” bebernya.
Pun saat ini ODHA dimudahkan untuk mengambil sendiri obat. Tanpa perlu datang ke rumah sakit secara rutin dengan mengeluarkan biaya. Ada puskesmas milik Dinas Kesehatan (Diskes) sebagai satelit, perpanjangan tangan rumah sakit memberikan obat. Sumber daya manusia (SDM) di puskesmas yang sudah ditunjuk sebagai satelit itu sudah dilatih. Tetapi harus punya data akurat berapa jumlah ODHA di lingkungan mereka.
RENTAN