Samarinda Terancam Tenggelam, Kawasan Utara Mulai Tergenang, Persiapan Bangun Dapur Umum

- Selasa, 1 Desember 2020 | 23:34 WIB
WASPADA: Perumahan Bengkuring Raya, air sudah merendam puluhan rumah dengan ketinggian selutut orang dewasa, Senin (30/11). Hujan selama beberapa hari terakhir membuat debit air mengalami kenaikan.
WASPADA: Perumahan Bengkuring Raya, air sudah merendam puluhan rumah dengan ketinggian selutut orang dewasa, Senin (30/11). Hujan selama beberapa hari terakhir membuat debit air mengalami kenaikan.

Hujan yang mengguyur sejak Ahad (29/11), membuat beberapa kawasan langganan banjir mulai tergenang. Di antaranya, Desa Budaya Pampang dan Kompleks Perumahan Bengkuring, Kelurahan Sempaja Timur, serta Kompleks Griya Mukti Sejahtera, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara.

 

SAMARINDAKetua Keluarga Tanggap Bencana (Katana) Sempaja Timur Erwin Ardians menerangkan, sejak Minggu malam, sejumlah area sudah tergenang, seperti di RT 35, 36, 37, 38, dan 39 termasuk di RT 50 Perumahan Griya Mukti Sejahtera.

Saat ini, pihaknya dibantu relawan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa terus memantau kondisi di lapangan. "Kami sementara terus siaga, ketinggian air masih di antara 4060 sentimeter. Kalau malam ini naik lagi sampai 1 meter, bersiap untuk membuat dapur umum di SMK 16," ungkapnya. Soal evakuasi warga, disebutnya belum dilakukan karena ketinggian genangan masih dalam batas wajar. Pihaknya mengimbau warga tetap waspada dengan berdiam di rumah, sambil memantau ketinggian air. "Saat ini masih berjaga di posko. Dukungan dari tim BPBD juga sudah dikirim dua unit perahu karet yang nantinya bisa digunakan evakuasi," tegasnya.

Sementara itu, terkait evaluasi kondisi genangan air di Kota Tepian, PLT Kepala BPBD Samarinda Wahiduddin menerangkan, penanganan banjir harus melihat dari berbagai faktor, bukan hanya satu. Misalnya pemantauan tinggi muka air (TMA) di waduk Benanga menunjukkan level waspada, belum tentu jadi penyebab genangan yang utama, karena harus melihat faktor lain. Misalnya, jarak bulan dengan bumi yang cukup jauh, membuat gravitasi bulan penyebab air pasang surut juga rendah. "Atau ada faktor teknis dari drainase kawasan yang mungkin masih tahap peningkatan atau memang kondisinya buntu," ucapnya.

Dia menegaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pelbagai pihak, seperti BMKG dan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk terus memantau kondisi lapangan. Dengan demikian, penanganan jangka panjang bisa diputuskan. "Kami sudah berkoordinasi dengan tim di berbagai daerah yang tergenang, misalnya Bengkuring, Griya Mukti, Lok Bahu, dan lainnya. Selain itu, tim kami sudah bersiaga dengan berbagai kondisi yang akan terjadi," ucapnya.

Dia menambahkan, meski sejak Sabtu (28/11) malam kawasan Desa Budaya Pampang sempat tergenang, sejak kemarin terpantau sudah surut. Penyebabnya adalah akibat pembukaan lahan di sekitar kawasan. "Pengupasan sudah banyak di sana, makanya (Desa Budaya Pampang) menjadi perlintasan limpahan air," tutupnya. (dns/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X