Gara-Gara Kasus Bikin Pil Koplo di Gudang Sekolah, Disdik Surati Seluruh Sekolah

- Selasa, 1 Desember 2020 | 23:22 WIB
Tersangka dengan barang bukti mesin pembuat pil koplo.
Tersangka dengan barang bukti mesin pembuat pil koplo.

SAMARINDAPengungkapan praktik bisnis haram yang dilakukan Satuan Resnarkoba Polresta Samarinda membuat terkejut pemerhati pendidikan. Tempat produksi pil double L itu berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 34 Samarinda.

Pelakunya tidak lain adalah penjaga sekolah yang telah bekerja lima tahun terakhir di sekolah yang beralamat di Jalan Aminah Syukur, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota. KS (45) diringkus Sabtu (28/11). Gudang sekolah itu disulapnya menjadi tempat produksi pil koplo oleh bapak lima anak itu.

Kepada harian ini, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Asli Nuryadin menyebut sangat terkejut. Penjaga sekolah yang notabene dikenal baik oleh pihak sekolah, malah memanfaatkan fasilitas pendidikan untuk memproduksi barang haram. "Untuk pihak sekolah itu memang tidak tahu, karena kan delapan bulan lebih tidak sekolah. Memercayakan kepada KS, tapi disalahgunakan. Kalau terbukti diberhentikan, dia honorer saja kok. Itu harus dijadikan pelajaran, supaya setiap sekolah lebih waspada," ungkapnya.

Tak ingin wadah menimba ilmu dijadikan tempat yang tidak benar, Asli menginstruksikan ke setiap kepala sekolah meningkatkan kewaspadaan. Surat edaran untuk melakukan pengecekan fasilitas sekolah diedarkan hari ini. Tepatnya sebelum sekolah tatap muka diberlakukan.

"Tapi kalau di grup WhatsApp sudah disampaikan. Kan itu produksi pil koplo di sekolah yang enggak pernah diduga," imbuhnya.

Asli khawatir hal serupa kembali terjadi, dan para peserta didik bisa menjadi korban dari para pelaku pengedar narkotika. Dia berharap, komunikasi antara guru, murid, dan wali murid bisa ditingkatkan, untuk meminimalisasi peserta didik terjerumus.

Tes urine rencananya dilakukan di instansi pendidikan Kota Tepian. Baik guru atau murid. Untuk anggarannya, bisa menggunakan dana bantuan operasional daerah atau nasional.

"Tadi saya juga baru selesai rapat dengan KPAI pusat dan Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, jadi kami imbau sekolah bisa saja menggunakan dana bos. Itu juga sebenarnya pemikiran kami. Intinya komunikasi yang baik," pungkasnya. (*/dad/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X