Pemerintah Kembali Larang Acara Kumpul-Kumpul

- Selasa, 1 Desember 2020 | 11:41 WIB
AYO, PATUH PAK: Petugas Satpol PP beradu mulut dengan warga yang tidak memakai masker saat kampanye protokol kesehatan di kawasan MH Thamrin, Jakarta (30/11). (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)
AYO, PATUH PAK: Petugas Satpol PP beradu mulut dengan warga yang tidak memakai masker saat kampanye protokol kesehatan di kawasan MH Thamrin, Jakarta (30/11). (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

JAKARTA—Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta agar semua pihak menghentikan sementara semua jenis acara kumpul-kumpul yang bisa menimbulkan kerumunan. Hal ini menyusul terus naiknya kasus positif Covid-19 di beberapa daerah.

Hal tersebut disampaikan Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Virtual Penanganan Covid19 di DKI Jakarta dan Bali di Kantor Kemenko Marves, kemarin (30/11). Ia meminta agar tidak ada lagi yang mengizinkan masyarakat untuk berkumpul dalam jumlah besar.

“Saya ingin kita semua bersepakat jangan ada kerumunan lagi dengan alasan apapun untuk beberapa waktu ke depan,” tegasnya kepada para kepala daerah, Pangdam, dan Kapolda di DKI Jakarta dan Bali pada rakor tersebut.

Dalam rakor tersebut, Luhut juga meminta agar Kementerian Kesehatan untuk memastikan ketersediaan kapasitas ICU, ruang isolasi serta obat di RS mencukupi untuk perawatan pasien Covid-19.

Ia secara khusus meminta Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan saling mengecek ketersediaan obat yang ada di daerah. “Jangan sampai ada orang meninggal karena kelalaian kita untuk mengecek ketersediaan obat sehingga obat habis,” ingatnya.

Kemudian, yang tidak kalah penting, khusus untuk wilayah Bali, Menko Luhut meminta agar pemerintah daerah menambah fasilitas isolasi terpusat terutama di Tabanan. "Kalau di kabupaten, hotel tidak cukup ya geserlah. Yang penting pisahkan secepatnya dari keluarga yang masih sehat,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jakarta Anies menyebutkan bahwa dua minggu pasca libur panjang pada tanggal 28 Oktober hingga 1 November terdapat kenaikan kasus positif terutama klaster keluarga. "Dan setelah kita lakukan pelacakan dan penelusuran mayoritas Keluarga ini bepergian ke Bandung, Semarang, Lampung dan beberapa tempat di Jawa Timur," urainya.

Dengan munculnya klaster keluarga ini, dia berharap agar pemerintah pusat meninjau ulang kebijakan libur bersama saat akhir tahun. Namun demikian, sedikit berbeda dengan DKI Jakarta, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Provinsi Bali meningkat usai gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). "Jadi di kami Pilkada penyumbang kasus terkonfirmasi positif terbesar. Dari KPPS banyak ditemukan kasus positif. Lalu kami lakukan tracing lebih luas," tutur Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, tambahnya, dalam minggu ini Pemprov Bali juga melakukan penelusuran ke seluruh pelaku jasa pariwisata. "Dari mereka ditemukan beberapa kasus positif," kata Sekda Indra.

Luhut meminta kepada semua pihak yang berwenang untuk turut mengevaluasi pelaksanaan Pilkada dan dampak libur panjang pada akhir Oktober terhadap peningkatan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian. Hasil tersebut menurutnya penting untuk menentukan kebijakan libur panjang akhir tahun.

Dalam beberapa hari terakhir, kasus positif terus mengalami kenaikan. Rekor tertinggi pertambahan kasus terjadi pada hari Minggu (29/11) dengan 6.267 kasus baru. Dua hari sebelumnya pertambahan kasus positif juga berada di kisaran 5 ribuan kasus.

Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh Jawa Tengah dengan 2.036 kasus. Namun, Pemprov Jawa Tengah menyangkal data ini. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menilai ada kekeliruan dalam rilis Satgas Covid-19 tentang penambahan kasus positif di Jawa Tengah.

Pada Minggu (29/11), Satgas menyebut Jawa Tengah menjadi provinsi tertinggi penambahan kasus aktif sebesar 2.036 kasus. ”Ini berbeda jauh dari data kami, yang ada hanya 844 penambahannya,” kata Yulianto kemarin (30/11).

Yulianto menyebut bahwa da beberapa data dobel yang sudah dirilis kembali dirilis. Ada juga beberapa miss seperti satu nama yang ditulis hingga beberap kali. Sampai berita ini ditulis, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah maupun Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito belum merespon upaya konfirmasi dari Jawa Pos. Hingga senin malam (30/11), juga belum ada perubaha/koreksi dari rilis data komulatif dari laman resmi Satgas Covid-19

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X