Yang menjadi pertanyaan, apakah hasil tersebut cukup untuk bisa mengalahkan Gladbach? Klub berjuluk Die Fohlen itu tak hanya pernah sukses menahan seri 2-2 Inter di Meazza dalam matchday pertama (22/10). Skuad Marco Rose tersebut juga mampu menahan seri Real dengan skor serupa di Borussia-Park dalam matchday kedua (28/10). Yang terbaru di Borussia-Park pekan lalu (26/11), Shakhtar Donetsk dihajar empat gol tanpa balas.
Gladbach seolah kebalikan dari Inter. Jika Inter meraih hasil bagus di Serie A dan jeblok di Liga Champions, Die Fohlen gagal mereplikasi capaian apik mereka di Eropa ke Bundesliga.
Yann Sommer dkk bisa menang besar 4-1 atas klub besar Schalke 04 di kandang dalam laga terakhirnya (29/11). Namun, mereka hanya bermain seri 1-1 kontra klub medioker FC Augsburg di Borussia-Park dalam spieltag sebelumnya (21/11).
”Inkonsistensi seperti ini tidak boleh terjadi ketika kami menghadapi momen penting dalam partisipasi kami di Liga Champions (melawan Inter dini hari nanti, Red),” beber Sommer yang juga kiper utama Gladbach seperti dilansir Bild. Ya, kemenangan atas Inter bakal memberikan tiket 16 besar bagi klub yang capaian terbaiknya di Liga Champions adalah runner-up edisi 1976?1977 tersebut.
Musim ini adalah kali pertama Gladbach kembali ke Liga Champions setelah edisi 2016?2017. Kala itu, Gladbach hanya finis ketiga di fase grup setelah FC Barcelona dan Manchester City sehingga terlempar ke Liga Europa. ”Musim ini kami juga bersaing dengan dua klub top (Real dan Inter) dan kami meraih start bagus dengan menahan seri mereka,” beber Sommer yang sudah membela Gladbach sejak 2016?2017.
Di musim itu, Gladbach memang harus kalah beruntun oleh City (0-4) dan Barca (1-2) dalam dua matchday awal. ”Kesempatan yang bagus kali ini jangan sampai terbuang,” tegas Sommer. (ren/c17/dns)