BONTANG – Kasus flu burung atau Avian influenza menyasar Kota Taman sejak awal pekan lalu. Meski demikian, Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang melaporkan belum ada kasus orang terpapar dari virus tersebut. Hal itu disampaikan oleh Kepala Diskes Bontang dr Bahauddin.
“Kasus yang terjadi di Bontang masih menyasar unggasnya,” kata Bahauddin. Namun demikian, masyarakat perlu waspada. Sebab perjalanan klinis virus ini berlangsung cepat. Jika dibandingkan terpapar akibat Covid-19 yang memiliki masa inkubasi 1-14 hari. Karena virus langsung menyerang saluran pernapasan.
“Masa inkubasinya satu sampai tiga hari. Dan ini bisa menyebabkan kematian,” ucapnya.
Adapun gejala yang dirasakan sama seperti pasien Covid-19. Berupa demam 38 derajat ke atas, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Akan tetapi, perbedaannya ialah penderita pernah kontak dengan satu atau lebih unggas yang mati secara mendadak dalam kurun tujuh hari sebelumnya.
“Selain itu, pasien otomatis berada di wilayah yang banyak paparannya,” tutur dia.
Ketika mengalami keluhan di atas, pasien langsung menjalani pemeriksaan PCR. Sampelnya pun dikirim ke Labkesda Kaltim. Bahauddin meminta warga tidak takut untuk memeriksakan diri. Meskipun gejalanya sama dengan Covid-19.
Sebagai pencegahan, warga agar tidak melakukan kontak langsung dengan unggas yang mati. Harus dibekali dengan alat pelindung diri. Meliputi sarung tangan, masker, dan sepatu.
Tak hanya itu, masyarakat wajib mengolah unggas dengan benar ketika hendak mengonsumsinya. Diusahakan olahan matang dengan suhu yang sesuai. Menurutnya, tidak perlu takut dalam memilih bahan makanan.
“Asalkan diolah dengan tepat dan matang risiko untuk terkena flu burung sangat kecil,” tutur dia.
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang memastikan tidak ada tambahan kasus flu burung sejak awal pekan ini. Jumlah paparan dengan kematian mendadak tercatat masih di angka 382 ekor.
Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DKP3 Bontang drh Riyono mengatakan, kasus flu burung menyasar tiga kelurahan. Meliputi Bontang Baru, Loktuan, dan Gunung Elai. Kasus terbanyak menyerang Kelurahan Bontang Baru, yakni 269 ekor ayam kampung dan 69 angsa mati. Disusul Gunung Elai 35 ekor ayam kampung. Serta Loktuan 6 ayam kampung dan 3 angsa. (*/ak/rdh/k15)