PROKAL.CO,
PYONGYANG - Perairan laut Korea Utara (Korut) sepi. Tak ada nelayan yang keluar mencari ikan. Bukan karena cuaca buruk, tapi imbas aturan baru pencegahan persebaran Covid-19. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu meningkatkan larangan bagi nelayannya untuk melaut.
”Pemerintah membuat langkah anti-epidemi yang ketat sepanjang perbatasan untuk mencegah virus corona masuk,” bunyi penggalan berita dari Korean Central News Agency (KCNA) kemarin (29/11).
Salah satunya adalah membentuk tim antivirus dan mengerahkan mereka untuk membersihkan area pantai. Barang-barang yang dinilai tidak higienis disingkirkan. Tidak disebutkan dengan jelas barang apa saja yang disingkirkan.
Berita tersebut keluar dua hari setelah mata-mata Korea Selatan (Korsel) atau NIS menyatakan bahwa ibu kota Korut, Pyongyang, wilayah utara Provinsi Jagang, dan beberapa area lainnya dikarantina. Para nelayan dilarang melaut dan petani garam tak boleh membuat produk di laut.
Bukan hanya itu, Agustus lalu dua pejabat Korut juga diyakini dieksekusi mati. Mereka adalah pejabat penukaran uang yang gagal mempertahankan nilai tukar dan petinggi lainnya yang melanggar larangan batasan impor produk luar negeri.
”Kim Jong-un menunjukkan kemarahan berlebih dan bertindak irasional karena pandemi dan dampak ekonomi yang menyertainya,” ujar salah seorang legislator Korsel Ha Tae-keung mengutip paparan dari NIS.