SAMARINDA - Tahun 1990 an, dermaga Mahakam Ulu Kecamatan Sungai Kunjang sangat sibuk. Sejak pagi hari, kapal-kapal melayani penumpang tujuan Kutai Barat dan Mahakam Ulu sangat padat.
Belum lagi kapal-kapal menuju daerah terpencil lainnya seperti Senoni, Kota Bangun, Muara Muntai, Muara Kaman, Damai, Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara, Muara Ancalong Kutai Timur.
Namun, seiring pembangunan infrastruktur jalan oleh pemerintah yang digenjot ke seluruh Kabupaten/Kota, transportasi sungai ini perlahan ditinggalkan. Masyarakat lebih beralih transportasi darat.
"Saat ini yang rutin berlabuh dan berangkat di Dermaga Mahakam Ulu, hanya 28 kapal dan 4 kapal aktif setiap hari ke Kutai Barat dan Mahakam Ulu. Lainnya sudah tidak ada," ujar Kepala Dermaga Mahakam Ulu, Sukarja, Kamis 26 November 2020 lalu.
Pantauan media ini, bongkar muat barang masih terlihat di dermaga Mahakam Ulu. Sejumlah buruh angkut tampak sibuk mengangkut sembako dan barang-barang tujuan Kutai Barat dan Mahakam Ulu.
Dermaga Mahakam Ulu masih diandalkan masyarakat Kutai Barat dan Mahakam Ulu dalam mengirim barang. Karena, jalur darat masih belum terbangun seluruhnya menuju daerah tersebut.
"Angkutan sungai tembus ke tempat tujuan ke Melak Kutai Barat butuh 20 jam lebih lambat jalur darat 8 jam. Mereka memakai jalur sungai karena tempatnya dekat sungai, kalau jauh dari sungai pasti pakai angkutan darat," ujar Sukarja.
Sukarja mengungkapkan pandemi Covid-19, turut juga memukul jumlah penumpang yang menggunakan kapal di dermaga.
Pengaruh virus corona menghantam juga penumpang pariwisata yang sempat bergeliat di kota Samarinda. Kapal pariwisata ini layani rute perjalanan ke pulau Kumala Tenggarong dan Kutai Lama Anggana Kutai Kartanegara.
"Kapal pariwisata juga keliling ke jembatan Mahulu dan Jembatan Mahkota II," jelas Sukarja.
Kapal wisata yang operasi di dermaga ini Pesut Kita, Pesut Bentong, Pesut Mahkota dan Pesut Etam. Paling besar kapal wisata yaitu pesut Bentong dengan kapasitas 120 penumpang.
"Biasanya malam Sabtu dan malam Minggu. Rute berlayar kapal wisata dari dermaga ke jembatan Mahulu. Kalau trip, berangkat mulai pagi seperti ke pulau Kumala," kata Sukarja.
Dikatakan Sukarja, pihaknya telah menyiapkan tempat berlabuh bagi kapal pariwisata. Ia juga menekankan pengusaha kapal wisata harus sesuai syarat keselamatan berlayar. Seperti jaket pelampung dan lampu penerangan di malam hari. (myn)