Salah Dosis Malah Lebih Efektif

- Minggu, 29 November 2020 | 11:35 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Vaksin yang dikembangkan Oxford University dan AstraZeneca mampu melindungi hingga 90 persen. Itu berita baik, tapi juga sekaligus berita buruk. Sebab, hasil tersebut didapat justru dari uji coba karena kesalahan pemberian dosis.

Akibat kejadian tersebut, Oxford University panen kritikan. Harga saham AstraZeneca ikut merosot. Dilansir The Guardian, Senin (23/11) Oxford University mengumumkan bahwa hasil penelitian global menunjukkan efektivitas vaksin pengembangan mereka sebesar 70 persen. Pada relawan Brasil dan Inggris, rata-rata perlindungannya 62 persen.

Namun, hal tak terduga terjadi pada sekitar 3 ribu relawan di Inggris. Mereka diberi dosis kurang dari seharusnya. Relawan yang usianya kurang dari 55 tahun tersebut mendapatkan separo dosis di suntikan pertama dan dosis penuh di suntikan kedua. Harusnya, relawan tersebut mendapatkan dua suntikan dosis penuh.

Pemberian separo dosis itu dilakukan secara tak sengaja. Belakangan diketahui, suntikan salah dosis itu justru menunjukkan kemampuan perlindungan hingga 90 persen. Para peneliti belum tahu mengapa hal itu terjadi.

’’Mungkin faktornya adalah usia yang lebih muda,’’ ujar Kepala Penelitan dan Pengembangan Biofarmasi AstraZeneca Sir Mene Pangalos. Lansia adalah orang yang paling berisiko tertular Covid-19.

Hasil bagus yang didapat dari ketidaksengajaan itu menjadi pukulan tersendiri bagi Oxford University dan AstraZeneca. Padahal, mereka menjadi tumpuan harapan bagi negara-negara dengan perekonomian kelas menengah ke bawah. Itu disebabkan vaksin yang diberi nama ChAdOx1 nCoV-19 tersebut dibandrol dengan harga murah dan bisa disimpan di pendingin biasa.

Sejatinya tidak masalah jika perlindungan yang diberikan 70 persen, toh yang disyaratkan WHO adalah di atas 50 persen. ’’Kami tidak merencanakan ini ketika semua proses dilakukan,’’ ujar profesor Kedokteran Oxford Sir John Bell Kamis (26/11).

Dia menanggapi tudingan bahwa percobaan yang mereka lakukan tidak disiapkan dan dilaporkan dengan benar. Bell menegaskan, data-data secara menyeluruh akan dipublikasikan di jurnal medis Lancet akhir pekan ini.

Uji klinis baru dengan dosis lebih rendah bakal dilakukan secara global secepatnya. Langkah itu diyakini dilakukan untuk memuaskan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS.

Harapannya tentu saja mendapatkan lisensi di AS, sekaligus berkompetisi dengan Pfizer dan Moderna. Pfizer maupun Moderna sama-sama menunjukkan perlindungan 95 persen, tapi harga jual keduanya mahal dan butuh penyimpanan yang lebih rumit.

Para investor juga ikut goyah. Mereka yakin vaksin tersebut tidak akan mendapat izin di AS. Tapi, di Inggris ChAdOx1 nCoV-19 masih punya harapan. Terlepas dari kontroversi yang membelitnya, pemerintah Inggris tetap meminta Badan Pengatur Obat-obatan dan Produk Kesehatan (MHRA) untuk memulai pengurusan izin. Dengan begitu, vaksin tersebut bisa segera diberikan kepada penduduk.

Menteri Kesehatan Matt Hancock sudah memesan 100 juta dosis ChAdOx1 nCoV-19. Vaksin itu akan menjadi senjata utama rencana imunisasi penduduk Inggris. Inggris memang berharap mendapatkan jalan keluar secepatnya. Kasus Covid-19 di negara tersebut melonjak tajam. Bulan ini pemerintah Inggris sudah memberlakukan lockdown selama 4 pekan.

’’Kami bekerja keras agar berada di posisi terbaik untuk mendistribusikan vaksin secepatnya setelah salah satu disetujui regulator independen MHRA,’’ tegas Hancock.

Pemerintah Inggris memang percaya dengan vaksin buatan Oxford. Sebab, sejak awal protokol pembuatannya diketahui, diawasi, dan diizinkan MHRA. Dan, untuk mendapatkan izin produksi, hanya dibutuhkan efisiensi 60 persen. (sha/c13/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X