Eni Jadi Tumpuan Proyek IDD

- Sabtu, 28 November 2020 | 13:01 WIB
-ilustrasi
-ilustrasi

Perusahaan minyak asal Italia, Eni, diharapkan bisa menjadi suksesor proyek eksplorasi laut dalam senilai USD 5 miliar atau setara Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000 per USD) yang ditinggalkan Chevron.

BALIKPAPAN–Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas) wilayah Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) Syaifudin mengatakan, proyek Indonesian Deepwater Development (IDD) ini sudah cukup lama berhenti. Yang awalnya Chevron bakal masuk, sampai saat ini tidak ada kepastian.

Menurut dia, Chevron di awal memang hanya menyanggupi pengerjaan proyek tersebut jika harga minyak di kisaran USD 100 per barel. Kalau sekarang ini, harga minyak jatuh di bawah USD 50 per barel. Jadi, Chevron sulit menyanggupi dengan kondisi sekarang.

“Intinya memang harga di rencana awal pengembangan (Plan of Development/PoD) sudah berubah. Apalagi proyek tersebut proyek laut dalam, cost-nya besar. Sekarang tinggal menunggu keputusan dari pusat. Memang kabar yang beredar Eni yang bakal masuk. Tapi semua ada di pusat,” terangnya, Jumat (27/11).

Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto mengungkapkan telah mendapat informasi dari Chevron bahwa proses pengalihan hak partisipasi (participating interest/PI) proyek IDD ke Eni tinggal menyisakan masalah administrasi. Dengan selesainya pengalihan PI IDD, tahun depan operator baru bisa langsung menyodorkan rencana pengembangan (plan of development/PoD).

“Info dari Chevron sudah diskusi dengan Eni tentang alih kelola blok. Saya harap, administrasi proses selesai akhir 2020. Tahun depan akan ada revisi PoD,” kata Dwi saat webinar akhir pekan lalu.

Dwi mengatakan, SKK Migas menyambut baik jika Eni resmi mengambil alih dan menjadi operator proyek IDD karena dari sisi fasilitas produksi perusahaan dari Italia itu dinilai sudah siap. Salah satu manfaat bagi Eni adalah dengan bertambahnya umur operasi dari fasilitas produksinya seperti Floating Production Unit (FPU) Jangkrik.

“Jika Eni sukses mengambil alih proyek ini ada integrasi fasilitas dengan Eni Muara Bakau dan Merakes (blok East Sepinggan) di sana. Ini akan diutilisasi dan menambah lifetime Jangkrik,” ungkap dia.

Menurut Dwi, dengan kesiapan infrastruktur yang dimiliki Eni, target yang dicanangkan pemerintah agar proyek IDD bisa segera dikembangkan dan selesai atau mulai produksi gas pada 2025 juga bisa dicapai. Selain itu, Eni bisa menekan biaya pengembangan. “Kami percaya jika Eni lebih baik dan efisien. Eni sudah punya fasilitas yang terintegrasi dengan IDD. Jadi, IDD bisa kembali bergulir tahun depan, target gas mulai produksi pada 2025,” katanya.

Sebagai informasi, Proyek IDD tahap II akan menggabungkan dua lapangan migas, yakni Lapangan Gendalo, Blok Ganal dan Gehem, Blok Rapak. Pengembangan tahap II ini mendesak untuk segera dilanjutkan, apalagi kontrak blok Rapak dan Ganal juga akan berakhir pada 2027 dan 2028.

Berdasarkan data SKK Migas, proyek IDD tahap II adalah proyek pengembangan lapangan Gendalo-Gehem dan diproyeksi bisa berproduksi hingga 844 juta kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (scfd) gas dan minyak 27 ribu barel per hari (bph). Proyek tersebut sedianya akan beroperasi pada kuartal IV 2025.

Chevron (sebagai operator) memegang 63 persen hak partisipasi di proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya, yaitu Eni, Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan para mitra Muara Bakau.

Pengembangan Gendalo-Gehem termasuk pengembangan dua hub terpisah masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran bawah laut, jaringan pipa gas alam dan kondensat, serta fasilitas penerimaan di darat. Rencananya, gas alam hasil produksi dari proyek IDD akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair. (aji/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB
X