SAMARINDA - Meskipun pandemi masih berlangsung, kampus ini tetap berusaha meneruskan pendidikan. Apalagi, mereka bakal melahirkan tenaga muda ahli pertanian di Kaltim. Tidak hanya urusan pertanian, kampus ini pun juga pernah melakukan terobosan untuk membantu penanganan Covid-19. Kampus ini adalah Politeknik Negeri Pertanian Samarinda.
Ketika wisuda, mereka pun harus melakukan dengan protokol kesehatan ketat dan sebagian dilakukan virtual. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat mereka. Di sisi lain, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi banyak berharap pada lulusan kampus ini untuk memajukan pertanian Kaltim. Apalagi, kampus ini juga baru-baru ini membuat penemuan cukup menarik.
"Kami ucapkan terima kasih Kepada Politeknik Pertanian Samarinda yang telah mendidik anak bangsa. Saya berharap mereka jadi pelopor di bidang pertanian. Di Indonesia ini, kata Koes Plus tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Jadi iklim dan tanah kita sangat bagus untuk pertanian," jelas Hadi.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Pertanian Samarinda Hamka berharap para lulusan kampus ini bisa memajukan sektor pertanian. Tidak hanya sebagai pencari kerja.
"Tetapi mereka bisa juga menciptakan lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausaha," kata Hamka.
Di sisi lain, mereka bisa mengembangkan metode bertani tak lagi sekadar tradisional. Tetapi melakukan inovasi sehingga bisa mengembangkan smart farming. Sesuai dengan tema wisuda kali ini yaitu Politani Samarinda Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0 Melalui Inovasi Smart Farming.
Apalagi, ragam prestasi sudah ditorehkan mahasiswa kampus ini. Salah satunya yang sempat menarik perhatian adalah aplikasi untuk mendeteksi Covid-19, yang nantinya juga akan dikembangkan untuk mendeteksi penyakit tanaman.
Untuk diketahui, pada September lalu Tim ALT dari Politeknik Pertanian (Politani) Negeri Samarinda, menemukan alat pendeteksi Covid-19 hanya dengan gambar foto rontgen.
Aplikasi buatan mahasiswa Politani ini pun mendapat posisi terbaik ke-empat dalam gelaran DILo Hackathon Festival (DHF) 2020. DHF merupakan event tahunan. Event ini ditujukan bagi para developer Indonesia untuk menghasilkan produk dan inovasi digital terbaik. Tim dari Kota Tepian ini pun berhasil menyisihkan 689 peserta se-Indonesia.
(nyc)