PROKAL.CO,
Pada periode 2009–2013, hutan Indonesia hilang seluas 1,13 juta hektare setiap tahunnya. Kecepatan hilangnya hutan Indonesia setara dengan tiga kali luas lapangan sepak bola per menit. Demikian laporan yang dirilis Forest Watch Indonesia.
KONDISI lingkungan Kaltim karena pembukaan lahan untuk kepentingan ekspansi pertambangan batu bara dan kebun sawit kembali jadi pembahasan. Kali ini, giliran Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang mengeluarkan peringatan. Dalam kunjungannya, kemarin (26/11), Ketua BKSAP DPR periode 2019–2024 Fadli Zon mengungkapkan, Pemprov Kaltim harus segera beralih ke sumber energi terbarukan.
Politikus Partai Gerindra itu menyebutkan, tak dimungkiri Kaltim adalah provinsi yang kaya akan sumber daya alam. Membuat provinsi ini primadona bagi pemodal di sektor sumber daya alam. Namun, eksploitasi sumber daya alam ini berisiko terhadap pengerusakan lingkungan. Apalagi, sumber daya alam akan habis seiring waktu. "Karena itu bisa mendapatkan reaksi di beberapa negara lain yang memiliki environmental friendly. Ke depan, memang energi yang diharapkan itu bisa terbarukan. Banyak Sumbernya. Seperti angin dan matahari. Supaya ada kesadaran bagi ekonomi hijau," ucap Fadli Zon di Kegubernuran Kaltim, Samarinda.
Mengutip laporan Forest Watch Indonesia (FWI) “Deforestasi tanpa Henti” 2018, laju
deforestasi di Kaltim meningkat hampir dua kali lipat. Dari semula 84 ribu hektare per tahun pada 2013, menjadi 157 ribu hektare per tahun pada 2016. Pada 2013, Kaltim memiliki 6,3 juta hektare hutan alam. Tiga tahun kemudian, hanya tersisa 5,89 juta hektare. Atau 47 persen dari luas daratan provinsi ini. Data ini disebabkan keberadaan industri ekstraktif yang berdampak pada deforestasi dan degradasi hutan.