Kisah Sang Penangkar Benih Kayu Putih, Ambil Bibit di Jateng, Kini Terbalik

- Jumat, 27 November 2020 | 14:22 WIB
Adi Sucipto menunjukan bibit kayu putih yang siap dikirim ke Sangkulirang Kutai Timur dan Jawa Tengah.
Adi Sucipto menunjukan bibit kayu putih yang siap dikirim ke Sangkulirang Kutai Timur dan Jawa Tengah.

SAMARINDA - Bergaul dengan lumpur di lahan pertanian sudah menjadi jalan Adi Sucipto (40). Petani asal Dusun Jatah Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara puluhan tahun memenuhi kebutuhan hidupnya dari bertani.

Tak seperti petani lain, Adi Sucipto gemar berinovasi mengembangkan tanaman pangan dan hortikultura seperti berbagai varitas jeruk, kelengkeng dan mangga. Sampai berternak ikan gurami. Terbaru, ia berhasil membuat ribuan bibit kayu putih. "Kayu putih ini punya keunggulan bisa sejahterakan petani. Karena daunnya bisa dipanen berkali-kali. Dan ada bijinya yang bisa dibuat minuman kesehatan asma," kata Adi Sucipto, Kamis 26 November lalu.

Adi cerita biji dari kayu putih di kalangan petani disebut ketumbar "bolong". Jadi, biji kayu putih digiling hingga halus lalu direndam satu jam dengan air. Setelah itu, air rendamannya baik diminum buat penyakit asma. Awal mulai Adi turun membudidayakan kayu putih, bermula ia mengambil bibit dari Jawa Tengah. Tanaman ini rupanya berhasil tumbuh subur di lahan Desa Purwajaya. Terutama lahan bekas tambang.

Dari situ, muncul ide, agar bibit kayu putih diperbanyak. Bibitnya cukup diambil dari tanaman kayu putih yang tumbuh di Desa Purwajaya. "Kebetulan, bibit kayu putih yang saya besarkan tumbuh baik. Lebih panjang dan lebat daunnya. Sampai, petani Jateng yang lama tanam kayu putih malah tertarik mengambil bibit disini," kata Adi.

Sejauh ini, bibit kayu putih Desa Purwajaya semakin dikenal. Di masa pandemi begini pun bisnis ini berkembang. Warga lain juga memesan bibit Adi. Salah satu keluarga H Rusli, dr Dani turut memesan bibit. Ia berencana hendak kembangkan tanaman ini di Sangkulirang Kutai Timur. "Beliau ada pesan beberapa ribu bibit kayu putih untuk di Sangkulirang," ujar Adi. Tanaman kayu putih cukup baik tumbuh di Kalimantan.

Meski begitu, pengembangan tanaman kayu putih ini tak dibarengi dukungan pengelolaan hasil panen di bagian hilir. Yakni pendirian pabrik penyulingan daun kayu putih. Selain itu, lahan untuk tanaman kayu putih masih terbatas terutama di Desa Purwajaya. Rencana memakai lahan eks tambang batubara masih terkendala status lahan masih dibawa pengelolaan perusahaan dan belum ada tanda-tanda diserahkan ke pemerintah sampai masyarakat.

"Kami mendorong ada kebijakan eks lahan tambang 60 persen untuk tanaman kayu putih. Kenapa, karena petani bisa panen beberapa kali dan cepat mendapatkan hasilnya. Dibanding tanaman lain yaitu pohon sengon. Sangat lambat panen dan petani hanya sedikit mendapat hasilnya," ujar Adi Sucipto.

Adi Sucipto pengurus KTNA Kukar mengaku sudah berusaha meminta pemerintah dan swasta wujudkan pabrik penyulingan. Anggarannya menelan Rp 525 juta. Rencana ini sejak lima tahun, gagal. Karena belum ada kepastian lahan untuk tanaman kayu putih. Kini, Desa Purwajaya hanya menghasilkan bibit-bibit tanaman pangan dan hortikultura untuk dijual ke daerah lainnya. Termasuk bibit kayu putih kini mengirim ke Jateng. (myn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X