Berharap Besar dari Migas, Realisasi Penerimaan DJBC Kalbagtim Masih 85,19 Persen

- Jumat, 27 November 2020 | 12:08 WIB
DJBC Kalbagtim  tetap optimistis bisa memenuhi target. Utamanya di sektor minyak dan gas bumi (migas) yang saat ini tengah menggenjot produksi.
DJBC Kalbagtim tetap optimistis bisa memenuhi target. Utamanya di sektor minyak dan gas bumi (migas) yang saat ini tengah menggenjot produksi.

Aktivitas ekonomi yang menurun akibat pandemi corona turut menghambat penerimaan bea cukai di Kaltim. Hingga Oktober lalu, DJBC Kalbagtim baru bisa merealisasikan target sebesar 85,19 persen.

 

BALIKPAPAN- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim) mencatat penerimaan hingga Oktober lalu sebesar Rp 463 miliar atau 85,19 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 543,9 miliar.

Secara rinci, bea masuk mencapai Rp 416,4 miliar dari target Rp 506,04 miliar. Untuk bea keluar sudah berhasil melebihi target, yakni mencapai Rp 46,2 miliar. Cukai juga melebihi target 262 persen atau mencapai Rp 617 juta dari awal target Rp 235 juta. Untuk pajak sendiri telah mencapai Rp 2,3 triliun.

“Target tersebut sudah direvisi ya. Ini dikarenakan masuknya Covid-19 dan membuat aktivitas ekonomi menurun. Target kami sebetulnya sudah disesuaikan, namun memang kondisi di lapangan masih sulit. Kondisi ekonomi belum pulih, aktivitas ekspor impor juga menurun sampai akhir tahun ini,” terang Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Widyo Tutuko, Kamis (26/11).

Kendati demikian, pihaknya tetap optimistis bisa memenuhi target. Utamanya di sektor minyak dan gas bumi (migas) yang saat ini tengah menggenjot produksi. Kemudian, kondisi migas dalam negeri juga terus didukung pemerintah. Kemudian, sektor lainnya seperti kayu bakal kembali. Crude palm oil (CPO) dan batu bara juga tidak ketinggalan.

Berdasarkan catatan DJBC, komoditas impor terbesar dari Kaltim adalah minyak mentah, alat berat, suku cadang alat berat, dan ban. Sementara itu untuk ekspor adalah batu bara, minyak sawit mentah, ikan, kayu semi olahan, dan produk kimia.

Dari perusahaan, importir terbesar masih Pertamina, AKR Corporindo, Gas Emas, dan Trakindo Utama. Kemudian, untuk negara asal impor sendiri paling tinggi Nigeria, Malaysia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Sebagai informasi target penerimaan tahun lalu sebesar Rp 628 miliar. Namun, hanya terealisasi sebesar Rp 606,9 miliar. Dari semua penerimaan, hanya bea masuk yang tidak sesuai target. DJBC Kalbagtim hanya mendapat Rp 572,2 miliar dari target Rp 609,1 miliar atau sekitar 93,94 persen. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X