Kisah Dokter Spesialis Paru Jadi Pejuang Covid-19, Beri Dukungan Psikologis  kepada Pasien

- Kamis, 26 November 2020 | 20:52 WIB
-
-

PETUGAS medis menjadi salah satu pejuang yang memiliki andil besar dalam penanganan Covid-19. Beban kerja berat dan risiko tinggi menjadi pengorbanan yang sangat besar dalam mengabdi. Terutama menguras pikiran dan tekanan mental.

Seperti kisah Dokter Spesialis Paru RSUD Beriman Diah Adhyaksanti Sp.P, dia tidak pernah jauh dari rumah sakit. Tiada hari tanpa visit pasien. Sehingga penanganan setiap pasien bisa cepat saat dibutuhkan. Diah bercerita kesibukan menangani Covid-19 dimulai sekitar awal Maret.

Ketika masuk dalam tim gerak cepat penanganan Covid-19 di RSUD Beriman, tempat dia bertugas. Sejak ada kasus positif di Balikpapan, campur aduk dan rasa gejolak. Pengalaman yang luar biasa menghadapi sebuah wabah.  Dia tidak menyangkal, bagaimana pun ada rasa parno.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini bercerita, handphone tentu tidak pernah off. Ibaratnya bertugas 7x24 jam. “Selama masa Covid ini saya tidak pernah meninggalkan visit setiap hari selalu mengunjungi pasien,” ucap istri dari Indra Prakarsa Octavian tersebut.

Alasannya karena butuh penanganan cepat untuk menentukan arah dan diagnosa pasien. “Karena berada dalam satu tim, ada peran saya juga untuk menentukan bersama. Kalau terlambat penentuannya bisa berbahaya,” ujarnya. Setidaknya, Diah menghabiskan waktu minimal 6 jam di rumah sakit.

Itu belum lagi jika ada panggilan untuk kebutuhan screening, tindakan, atau lainnya. Bahkan ada rute kunjungan yang dia lakukan setiap hari, biasanya datang sesuai waktu kerja di poli paru. Lalu masuk visit ruang rawat inap dan terakhir visit ruang isolasi.

Selama menjalani aktivitas itu, lengkap menggunakan alat pelindung diri (APD). Mulai dari baju hazmat, masker N95, sepatu boots, dan sebagainya. “Lepas APD saja saya hitung butuh waktu 30 menit. Setelah visit, kita dikontaminasi dengan cairan disinfektan seluruh badan. Kemudian melepas APD dan mandi,” bebernya. 

Meski menangani Covid-19, Diah memang tetap bertugas juga di poli paru seperti biasa. Walau jumlah kunjungan pasien di poli menurun, tetapi mereka yang datang ke rumah sakit akhirnya termasuk kondisi berat yang tak bisa ditunda. “Memang ada rasa khawatir tapi tetap yang penting waspada, teguh perhatikan APD,” sebutnya.

Menurut perempuan asal Jakarta ini, bagian yang sulit justru saat menangani pasien yang tidak berada di ruang isolasi. Sebab berada di ruang isolasi tentu memiliki standar pengamanan, terasa lebih tenang. Namun mereka yang datang dengan status rawat jalan ini bisa saja termasuk orang tanpa gejala (OTG).

Baginya menangani pasien Covid-19 memang menjadi tantangan tersendiri. Namun semua cukup dinikmati saja. Salah satu peran yang penting dilakukan adalah menyemangati pasien, itu pekerjaan yang paling berat. “Saya berupaya tetap menenangkan mereka karena ada yang mengeluh dan rasa putus asa,” ucapnya.

Diah menjelaskan, pasien perlu membutuhkan bantuan dari sisi psikologis. Setiap pasien besar potensi untuk merasa down. Bagaimana pun jauh dari keluarga, mereka berpisah dari pasangan dan anak. “Kalau saya visit pasien lama, itu bukan soal periksa, tapi berkomunikasi berusaha mendukung psikologisnya,” ungkapnya.

Mereka resah karena lama berada di ruang isolasi. Dokter pun perlu mendengar cerita pasien. Menurutnya jika tidak dengan petugas medis dengan siapa pasien bisa berkomunikasi di ruang isolasi. Pasien sudah kooperatif jujur dan menyampaikan kondisi mereka.

Sebagai dokter spesialis paru, Diah mengatakan tentu ada rasa bergejolak saat mengetahui harus menangani pasien Covid-19. Ketika kasus pertama muncul, para tenaga medis heboh. Namun sekarang lama kelamaan sudah mulai terbiasa dan bisa tenang.

“Saya juga merasa terbantu oleh teman-teman perawat. Ketenangan mereka jadi semangat buat saya. Kalau mereka sudah heboh, kita  bisa terikut,” tuturnya. Peran sesama teman sejawat begitu penting untuk saling mengingatkan. Diah berpesan, bahwa garda terdepan untuk membasmi Covid-19 yakni masyarakat sendiri.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X